Kompas TV ekonomi ekonomi dan bisnis

Terungkap! Jokowi Berharap Hal Ini Terjadi Lagi di Perekonomian Indonesia Usai Pemilu 2024

Kompas.tv - 20 Februari 2024, 17:21 WIB
terungkap-jokowi-berharap-hal-ini-terjadi-lagi-di-perekonomian-indonesia-usai-pemilu-2024
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap arus investasi yang masuk ke Indonesia akan meningkat, setelah gelaran Pemilu usai. Pasalnya, Indonesia bisa menjaga stabilitas politiknya meski baru saja menggelar pesta demokrasi. (Sumber: BIRO PERS SEKRETARIAT PRESIDEN/RUSMAN)
Penulis : Dina Karina | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV- Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap arus investasi yang masuk ke Indonesia akan meningkat, setelah gelaran Pemilu 2024 usai. Pasalnya, Indonesia bisa menjaga stabilitas politiknya meski baru saja menggelar pesta demokrasi. 

"Saya tahu bahwa banyak para pelaku bisnis yang kemarin masih menunggu pemilu, wait and see, karena agak khawatir dengan politik yang memanas menjelang pelaksanaan pemilu," kata Jokowi dalam Pertemuan Industri Jasa Keuangan Tahun 2024, yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta, Selasa (20/2/2024).

"Tetapi, sekarang alhamdulillah pemilu berjalan dengan lancar, masyarakat berbondong-bondong ke TPS juga dengan riang gembira. Dan, kita harapkan arus modal masuk investasi sehabis pemilu ini bisa bergerak lebih meningkat dan lebih baik lagi," tambahnya. 

Jokowi menyatakan, stabilitas politik penting untuk keberlanjutan pertumbuhan ekonomi yang bisa dinikmati seluruh masyarakat. Pria yang pernah menjadi Wali Kota Surakarta itu juga menyinggung konflik di Ukraina dan Gaza yang turut menjadi sentimen global. 

Baca Juga: Bendum Partai Nasdem Dengar Kabar, Besok Hadi Tjahjanto Dilantik Presiden Jokowi Jadi Menko Polhukam

"Tapi kita melihat bahwa geopolitik global masih tetap kurang baik, kurang kondusif. Kita lihat perang juga masih berjalan di Ukraina, di Gaza, tetapi yang paling penting politik negara kita, politik dalam negeri kita stabil," ujar Jokowi. 

"Dan, pastinya ini melegakan para pelaku industri keuangan dan membangkitkan industri keuangan yang semakin kokoh untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," sambungnya. 

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga menyampaikan apresiasinya kepada perbankan nasional, yang memiliki kecukupan dan ketahanan permodalan yang baik. Jokowi mengutip data OJK yang menyatakan tingkat permodalan perbankan mencapai 27,69 persen, di atas negara-negara di kawasan. 

"Kredit perbankan juga masih bisa tumbuh di double digit, di 10,38 (year-on-year), ini juga sudah di atas level prapandemi," ucapnya. 

Baca Juga: Salurkan Zakat dengan Tepat, Ini Daftar 170 Lembaga Amil Zakat Berizin Kemenag

Kepala Negara kemudian memaparkan data-data ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi 5,05 persen, inflasi 2,57 persen, cadangan devisa 145 miliar dollar AS, serta surplus neraca dagang sebesar 36 mikiar dollar AS atau sekitar Rp570 triliun.

Angka-angka tersebut pun membuat dirinya optimistis bahwa ekonomi Indonesia di 2024 akan tumbuh dengan baik. 

"Saya kira angka-angka seperti ini yang harusnya kita optimis terhadap ekonomi Indonesia di tahun 2024. Tetapi tetap harus hati-hati, tetap harus waspada, karena ekonomi global yang berubah sangat cepat, disrupsi teknologi yang masif terus terjadi," ungkapnya. 

Jokowi juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada dan belajar dari krisis ekonomi yang pernah terjadi di dalam dan luar negeri. 

Baca Juga: Saat Jokowi Cerita Jalankan Usaha Mebel dari Subuh sampai Tengah Malam ke Ibu-Ibu Nasabah PNM Mekaar

"Dan kita harus banyak belajar pada kasus-kasus masa lalu, baik di ‘98, di Asian Financial Crisis, kemudian di 2008 juga Global Financial Crisis, dan juga di 2023 kita lihat kemarin jatuhnya Silicon Valley Bank. Ini juga mengharuskan kita semuanya untuk berhati-hati dalam menjaga industri keuangan kita, menjaga ekonomi kita," terangnya. 

Selanjutnya, ia berpesan pada OJK, untuk menjaga ekonomi agar inklusif dan berkelanjutan serta memperkuat tingkat inklusi dan literasi keuangan.

“Tadi sudah disampaikan Pak Ketua OJK, OJK harus terus memperkuat inklusi dan literasi keuangan. Catatan saya disini, tingkat inklusi keuangan kita di angka 75 persen dan tingkat literasi keuangan kita masih di angka 65 persen di 2023,” kata Jokowi. 

Adapun inklusi keuangan adalah ketersediaan akses bagi masyarakat untuk menjangkau layanan keuangan, salah satunya perbankan. Sedangkan literasi keuangan adalah pemahaman masyarakat terhadap manfaat dan risiko atas layanan dan produk keuangan yang mereka gunakan. 

Baca Juga: Jokowi Ungkap Alasan Pemerintah Bagikan Bantuan Beras 10 Kg Setiap Bulan

Tingkat inklusi keuangan yang lebih tinggi dari literasi keuangan, mengindikasikan masih banyak masyarakat yang belum memahami manfaat dan risiko dari layanan serta produk keuangan yang mereka gunakan. 

Inilah penyebab banyaknya kasus investasi bodong atau produk asuransi yang gagal bayar misalnya. 

Kemudian, Presiden menekankan pentingnya peran perbankan dalam memajukan UMKM. Pasalnya UMKM sangat membutuhkan modal usaha, namun total kredit yang disalurkan bank untuk UMKM terbilang masih kecil. 

“Kredit perbankan untuk UMKM saat ini masih di angka 19 persen ini perlu sebuah terobosan, perlu sebuah strategi agar ada peningkatan kredit perbankan terhadap UMKM sehingga kita bisa melihat UMKM kita tumbuh dengan baik,” ucap Jokowi. 

Turut mendampingi Presiden dalam kegiatan ini adalah Ketua MPR Bambang Soesatyo, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Ketua DK OJK Mahendra Siregar, dan Gubernur BI Perry Warjiyo.


 



Sumber : YouTube OJK


BERITA LAINNYA



Close Ads x