Kompas TV ekonomi ekonomi dan bisnis

Harga Beras di Filipina Naik saat Pasokan Melimpah dari Hasil Panen dan Impor

Kompas.tv - 18 Februari 2024, 07:45 WIB
harga-beras-di-filipina-naik-saat-pasokan-melimpah-dari-hasil-panen-dan-impor
Seorang pedagang menjual beras di pasar di Kota Quezon, Filipina pada 6 September 2023. (Sumber: Xinhua/Rouelle Umali)
Penulis : Dina Karina | Editor : Vyara Lestari

MANILA, KOMPAS.TV - Kenaikan harga beras bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di Filipina. Bahkan di negara itu, kenaikan harga terjadi saat pasokan beras melimpah. 

Wakil Menteri Pertanian Filipina Roger Navarro mengatakan, negaranya memiliki pasokan beras yang cukup berkat panen raya tahun lalu dan tambahan impor pada Januari.

Namun, inflasi beras naik menjadi 22,6 persen pada Januari, dari 19,6 persen pada Desember tahun lalu.

"Sulit untuk menurunkan harga karena harga gabah, bahkan di negara-negara pengekspor beras seperti Vietnam dan Thailand, pemasok beras utama Filipina, juga mengalami kenaikan sampai 48 peso (sekitar Rp13.344) dan 52 peso (sekitar Rp14.456)," kata Navarro seperti dikutip dari Antara

"Tantangannya bukan pada harga beras, tetapi lebih pada menstabilkan pasokan," tambahnya. 

Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap Pemblokiran Anggaran Kementerian dan Lembaga Sudah Dilakukan sejak 2022

Navarro menyatakan, warga di negaranya mengonsumsi sekitar 37.000 metrik ton beras setiap hari dan harus mengimpor sekitar 300.000 ton setiap bulannya untuk melengkapi produksi lokal.

Ia mengungkap Filipina telah mengimpor 590.000 metrik ton beras hingga Rabu (14/2). Beras itu digunakan untuk melengkapi produksi lokal karena musim panen baru akan dimulai dalam beberapa bulan mendatang. 

Menurutnya, menurunkan harga beras agak sulit karena permintaan saat ini juga tinggi. Terutama setelah adanya larangan ekspor beras non-basmati oleh India dan kekhawatiran akan pasokan akibat El Nino serta kian tingginya biaya pupuk dan input pertanian lainnya.

Tahun lalu, Filipina memanen 20,06 juta metrik ton beras, mengurangi volume impor menjadi sekitar 3,5 juta metrik ton dari 3,8 juta metrik ton pada 2022.

Baca Juga: Siang Tadi Jokowi Cek Pasokan Beras di Cipinang, Sebut Stoknya Cukup dan 2 Minggu Lagi Harga Turun

Diberitakan Kompas.tv sebelumya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan, kenaikan harga beras saat ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Tapi juga di seluruh dunia. Erick menyebut harga beras dan bahan pangan lainnya melambung karena faktor geopolitik. 

"Jadi luar biasa pemerintah Indonesia, memang harga beras dan pangan dunia sedang naik, kenapa naiknya karena tentu situasi geopolitik, ada peperangan di beberapa negara dan penjajahan saudara kita di Gaza," kata Erick saat meninjau ritel modern di Klender, Jakarta Timur, Senin (12/2/2024).



Sumber :


BERITA LAINNYA



Close Ads x