Kompas TV ekonomi ekonomi dan bisnis

Dirut MRT Jakarta: di Negara Mana Pun, Transportasi Umum Tidak Ada yang Laba

Kompas.tv - 26 Oktober 2023, 14:32 WIB
dirut-mrt-jakarta-di-negara-mana-pun-transportasi-umum-tidak-ada-yang-laba
Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Tuhiyat mengatakan, pengoperasian angkutan umum seperti MRT tidak sekedar melihat sisi untung atau rugi. Lantaran ada faktor kebutuhan publik dan pelayanan masyarakat yang juga harus diperhatikan. (Sumber: Kompas.com/Gerry Lotulong)
Penulis : Dina Karina | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV- Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Tuhiyat mengatakan, pengoperasian angkutan umum seperti MRT tidak sekedar melihat sisi untung atau rugi. Lantaran ada faktor kebutuhan publik dan pelayanan masyarakat yang juga harus diperhatikan. 

Pernyataan Tuhiyat ini senada dengan perkataan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu, yang menyebut pembangunan MRT sebenarnya merugi. Tapi tetap dilakukan dengan keputusan politik. 

“Pemerintah tentu rugi karena infrastruktur transportasi umum harus disediakan dan di mana pun, di negara mana pun, tidak ada yang laba,” kata Tuhiyat kepada wartawan di Forum Jurnalis MRT di Jakarta, Rabu (25/10/2023)

Baca Juga: Jokowi Buka-bukaan Ungkap Alasan Bangun MRT-LRT Meski Tahu Tak Menguntungkan

Ia menerangkan, dalam setiap transportasi umum pemerintah memberikan subsidi dengan skema kewajiban pelayanan publik (Public Service Obligation/PSO). Subsidi yang diberikan membuat harga tiket MRT dan transportasi umum lainnya jadi lebih terjangkau untuk warga. 

“Misal, saya mau naik dari Lebak Bulus ke Bundaran HI, saya bayar Rp14 ribu, tapi sebetulnya saya harus membayar Rp31 ribu. Jadi, ada Rp17 ribu yang ditanggung pemerintah,” ujar Tuhiyat seperti dikutip dari Antara. 

Sementara dari sisi perusahaan, PT MRT Jakarta mencatat PSO dari pemerintah sebagai keuntungan perusahaan. 

Baca Juga: Ketua Banggar DPR Sebut BLT El Nino dan Bebas PPN Rumah Belum Cukup Atasi Masalah Rakyat

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengungkap MRT Jakarta sebenarnya sudah direncanakan sejak puluhan tahun lalu. Namun tak pernah dibangun karena berdasarkan perhitungan proyek itu selalu rugi.

“Dikalkulasi, rugi. Dihitung lagi, rugi. Bapak Ibu sekalian, memutuskan seperti itu adalah keputusan politik bukan keputusan ekonomi di perusahaan. Dihitung untung rugi boleh, tapi kalau mikir rugi terus apa kita akan enggak bangun MRT. Begitu juga LRT,” ungkap Jokowo di sebuah acara di Senayan, Selasa (24/10). 

Baca Juga: Presiden Jokowi Ungkap Alasannya Membuka Peluang Investasi Sebesar-besarnya

Setelah memutuskan membangun MRT Jakarta, Jokowi pun mencari cara bagaimana menutup kerugian akibat proyek itu.

Ia mengeklaim kerugian akibat MRT bisa ditutupi dengan penerapan jalan berbayar atau electronic road pricing (ERP) di Jakarta. Meskipun sampai saat ini, ERP belum juga diterapkan.


 



Sumber : Antara, Kompas.tv


BERITA LAINNYA



Close Ads x