Kompas TV ekonomi ekonomi dan bisnis

Bahlil Pastikan Xinyi Group akan Tetap Investasi di Rempang Eco City: Mungkin Juga Tahun Ini

Kompas.tv - 21 Oktober 2023, 07:28 WIB
bahlil-pastikan-xinyi-group-akan-tetap-investasi-di-rempang-eco-city-mungkin-juga-tahun-ini
Meski diwarnai penolakan dari warga, Menteri Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan, Xinyi Group akan tetap berinvestasi di Rempang Eco City, Kepulauan Riau. (Sumber: Instagram @bahlillahadalia)
Penulis : Dina Karina | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Meski diwarnai penolakan dari warga, Menteri Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan Xinyi Group akan tetap berinvestasi di Rempang Eco City, Kepulauan Riau.

Xinyi adalah perusahaan asal China yang merupakan produsen kaca terbesar di dunia. 

"Saya pastikan Xinyi, insya Allah sampai hari ini, saya ngomong ini, clear masuk dan saya sudah cek," kata Bahlil usai konferensi pers di kantor Kementerian Investasi di Jakarta, Jumat (20/10/2023). 

Pemerintah kini fokus untuk memindahkan warga ke lokasi yang sudah disepakati. Mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) itu menegaskan, pemindahan warga akan dilakukan dengan cara yang humanis. 

Baca Juga: Isu Proyek Strategis Nasional di Tengah Kasus Mentan dan Rempang | Dua Arah

"Sekarang Rempang kita mulai lakukan pergeseran baik-baik, hak-hak rakyat juga kita berikan dan kita tarik aparat keamanan," ujarnya. 

Kendati tidak menyebut secara gamblang kapan proses relokasi rampung, Bahlil mengatakan prosesnya akan dilakukan dengan cara yang baik.

Namun, Bahlil belum bisa memastikan apakah pembangunan Rempang Eco City dilakukan secara bersamaan dengan relokasi warga atau menunggu pemindahan selesai sepenuhnya. 

"Rencananya (tahun ini). Bisa mungkin juga tahun ini,” ucapnya. 

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Ad-interim Erick Thohir mengatakan, pemerintah akan mengkaji ulang kebijakan investasi di Indonesia. Baik itu untuk investor dalam negeri maupun investor asing. 

Baca Juga: Bahlil Bantah Main Uang di Proyek Rempang Eco City: Kalau Ada, Saya Berhenti jadi Menteri!

Erick menyatakan, pemerintah tidak ingin investasi justru memperlebar jarak antara masyarakat kaya dan miskin. Karena tujuan pemerintah membuka investasi adalah untuk menyejahterakan semua masyarakat. 

"Kebetulan saya jadi Menko mewakili Pak Luhut, saya akan mereview kebijakan investasi yang melibatkan juga pengusaha daerah supaya kita bisa rangkul sama-sama," kata Erick Thohir di sela-sela Indonesia-China Business Forum di Beijing, China, pada Senin (16/10/2023).

Erick menyampaikan, China adalah salah satu investor besar di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Namun hubungan dagang antara kedua negara sebenarnya sudah berlangsung sejak lama.

Tapi sayangnya, ada sejumlah pihak yang mempolitisasi hubungan Indonesia-China. 

Baca Juga: Bahlil Harap Presiden Terpilih Lanjutkan Hilirisasi: Kalau Tidak Bahaya, Bisa Kembali ke Zaman VOC

"Kalau kita lihat hubungan Indonesia dengan China sudah berlangsung lama bukan sekarang di zamannya Pak Jokowi, kita lihat yang namanya admiral Cheng-Ho itu sudah datang ke indonesia jauh, itulah kenapa pertukaran budaya terjadi," ujarnya. 

"Nah saya berharap tentu hubungan ini jangan dipolitisasi. Tapi apakah kita perlu introspeksi? Perlu karena kita sampaikan bahwa yang namanya peningkatan dari pada pertumbuhan ekonomi ini jangan sampai juga meninggikan disparitas kaya dan miskin," ujarnya. 

Di sisi lain, Erick yang juga Menteri BUMN ini menyebut, investasi dibutuhkan untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan mengolah sumber daya alam, agar memberi nilai tambah yang lebih besar. 

Baca Juga: Tegas! Kementerian Investasi Sudah Cabut Izin Usaha Hotel Sultan di Senayan

Ia mengutip data investasi China yang terus meningkat dalam 10 tahun terakhir. 

"Pertumbuhan investasi dari China ke Indonesia itu kalau kita lihat 2013 itu baru kurang lebih 2,8 juta dolar AS. Sekarang sudah di angka 8,65 juta dolar AS. Artinya, ini signifikan dan kita lihat juga memang teknologi di China ini maju sekali," tuturnya. 




Sumber :


BERITA LAINNYA



Close Ads x