Kompas TV ekonomi ekonomi dan bisnis

PKS Nilai Agenda Jangka Menengah Jokowi di RAPBN 2024 Sangat Tergantung dari Presiden Terpilih

Kompas.tv - 18 Agustus 2023, 05:00 WIB
pks-nilai-agenda-jangka-menengah-jokowi-di-rapbn-2024-sangat-tergantung-dari-presiden-terpilih
Presiden Jokowi saat menyampaikan RAPBN 2024 dan Nota Keuangan di DPR, Rabu (16/8/2023). (Sumber: Tangkapan Layar Breaking News Kompas TV)
Penulis : Johannes Mangihot | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV - Strategi Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam RAPBN 2024 sangat tergantung pada presiden terpilih berikutnya. 

Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PKS Anis Byarwati menjelaskan dalam pembacaan RAPBN 2024 dan Nota Keuangan, transformasi ekonomi yang dijalankan oleh pemerintah ditempuh melalui dua strategi utama, yaitu strategi jangka pendek dan strategi jangka menengah. 

Strategi jangka pendek difokuskan untuk mempercepat penghapusan kemiskinan ekstrem, penurunan prevalensi stunting, pengendalian inflasi, dan peningkatan investasi. 

Menurut Anis akan sangat sulit bagi pemerintah mewujudkan penurunan prevelensi serendah mungkin dan menghapuskan kemiskinan ekstrem hanya dalam waktu kurang lebih satu tahun ke depan. 

"Sedangkan agenda jangka menengah yang menjadi target pemerintah akan sangat tergantung dari presiden terpilih nantinya," ujarnya dalam pesan tertulis, Kamis (17/8/2023).

Baca Juga: 5 Strategi Jangka Menengah Presiden Jokowi di Arsitektur APBN 2024 Inklusif Berkelanjutan

Anis menambahkan target pertumbuhan ekonomi 2024 yang diperkirakan sebesar 5,2 persen tak bisa diharapkan secara maksimal. 

Dalam catatannya 10 tahun pemerintahan Joko Widodo rata-rata tingkat pertumbuhan ekonomi hanya mampu dicapai 4,23 persen. 

Angka tersebut jauh dari target yang disampaikan Presiden Jokowi diawal masa kepemimpinannya sebesar 7 persen. Bahkan dalam RPJMN 2020-2024, target pertumbuhan ekonomi ditargetkan mencapai 6,0-6,2 persen pada akhir tahun 2024.

Anis mengakui dalam dua tahun 2020-2022, perekonomian global menghadapi krisis multi dimensi yang disebabkan pandemi Covid-19. Kondisi ini menjadi salah satu faktor penghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x