Kompas TV cerita ramadan panduan

6 Golongan Orang yang Boleh Tidak Puasa Ramadan dan Ketentuan Menggantinya

Kompas.tv - Diperbarui 5 Maret 2023, 14:19 WIB
6-golongan-orang-yang-boleh-tidak-puasa-ramadan-dan-ketentuan-menggantinya
Foto ilustrasi puasa. Enam golongan ini boleh tidak puasa saat bulan Ramadan. (Sumber: Tribunnews)
Penulis : Dian Nita | Editor : Itsmarul Haq

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ibadah puasa Ramadan pada dasarnya wajib dilaksanakan oleh semua umat muslim yang memenuhi syarat wajib dan syarat sah puasa.

Perintah kewajiban menjalankan puasa Ramadan tertuang Al-Quran surat Al- Baqarah ayat 183, Allah SWT berfirman: 

  .

Yang artinya: “Wahai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu. (Berpuasa) agar kamu bertakwa.” 

Mereka yang wajib berpuasa adalah orang yang baligh, berakal, sehat, muda, dan mampu menjalankan puasa. Singkatnya mereka yang mampu menjalani ketentuan puasa.

Oleh karena itu, ada beberapa golongan orang yang diperbolehkan untuk tidak berpuasa di bulan Ramadan, namun wajib menggantinya di lain hari.

Melansir laman Kemenag, Minggu (5/3/2023) disebutkan bahwa terdapat enam golongan orang yang tidak wajib melakukan puasa Ramadan. Berikut penjelasannya:

Baca Juga: Jelang Ramadan 2023, Ini Syarat Sah dan Wajib Puasa, Salah Satunya Mumayiz, Apa Itu?

1. Anak kecil

Bayi di bawah lima tahun (balita), anak di usia kurang dari 7 tahun atau belum dewasa, maka ia tidak wajib melakukan puasa.

Bagi yang sudah berumur sekitar tujuh tahun, maka hendaknya dia dilatih dan diajari untuk melakukan puasa Ramadan, namun tidak boleh dipaksa. 

Pun, anak kecil yang belum baligh atau belum dewasa, maka tidak wajib mengganti puasa.

2. ODGJ

Meskipun sudah dewasa, orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) juga tidak diwajibkan puasa Ramadan. Hal ini karena salah satu syarat sah dan wajib puasa adalah memiliki akal.

Orang gila juga tidak diwajibkan mengganti puasa yang ditinggalkannya meski sudah sembuh.

3. Orang yang sakit

Orang yang sakit dan membutuhkan obat-obatan dan asupan nutrisi untuk bisa sembuh juga boleh tidak puasa Ramadan.

Namun demikian, orang sakit wajib membayar fidyah, yakni denda yang wajib dibayarkan oleh seorang muslim ketika mereka meninggalkan suatu hal (ibadah) yang wajib untuk dilakukan.

Ketentuan membayar fidyah sebagai ganti puasa Ramadan ini tertuang dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 184.

"Barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang ditinggalkan) pada hari-hari yang lain (di luar Ramadan). Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin."

Fidyah orang sakit yang meninggalkan puasa dapat dengan mengganti puasa sebanyak hari yang ditinggalkan atau jika masih sakit boleh dengan bersedekah.

Pada dasarnya, fidyah dilaksanakan dengan cara memberikan bahan pokok sebanyak satu mud kepada fakir miskin.

Satu mud itu setara dengan 675 gram, jadi untuk menghitungnya yaitu 675 gram beras dikali jumlah hari puasa yang ditinggalkan.

Baca Juga: 15 Ide Usaha Rumahan di Bulan Puasa, Ini yang Berpotensi Paling Laris

4. Orang tua renta

Begitu juga orang tua yang sudah lanjut usia juga tidak diwajibkan puasa Ramadan, pun tidak wajib menggantinya dengan puasa di lain hari.

Namun, Dia wajib membayar fidyah sebagai ganti dari puasa yang ditinggalkan, dengan memberikan bahan pokok sebesar 1 mud dikalikan utang puasa kepada fakir miskin

5. Perempuan haid dan nifas. 

Perempuan yang sedang haid atau nifas tidak wajib berpuasa di bulan Ramadan. Meski demikian, ia wajib menggantinya di hari-hari lain di luar bulan Ramadan.


 

6. Perempuan hamil dan menyusui

Perempuan hamil dan menyusui membutuhkan nutrisi yang dibutuhkan oleh ibu dan bayi. Oleh karenanya, mereka boleh tidak berpuasa di bulan Ramadan. 

Namun demikian, jika dia tidak berpuasa, maka wajib menggantinya, sekaligus membayar fidiah jika tidak berpuasa karena khawatir terhadap keselamatan anaknya. 

Apabila seorang perempuan tidak berpuasa selama 30 hari karena hamil atau menyusui anaknya, maka ia harus menyediakan fidyah 30 takar dengan berat masing-masing 1,5 kg.

6. Orang sedang dalam perjalanan jauh. 

Orang yang sedang dalam perjalanan jauh, yaitu perjalanan yang jaraknya boleh melakukan qashar shalat, maka baginya tidak wajib berpuasa. 

Hanya saja, jika dia tidak berpuasa, maka dia wajib menggantinya di hari-hari lain di luar bulan Ramadan.




Sumber : Kompas TV, Kemenag


BERITA LAINNYA



Close Ads x