Kompas TV cerita ramadan tradisi

Sejarah Halalbihalal, Tradisi yang Dilakukan Umat Islam Setelah Merayakan Idulfitri

Kompas.tv - 2 Mei 2022, 08:05 WIB
sejarah-halalbihalal-tradisi-yang-dilakukan-umat-islam-setelah-merayakan-idulfitri
Ilustrasi. Sejarah halalbihalal, tradisi umat islam di Indonesia yang biasanya dilakukan setelah Hari Raya Idulfitri. (Sumber: Kompas.com)
Penulis : Dian Nita | Editor : Desy Afrianti

Setelah Idulfitri, Pangeran Sambernyawa menyelenggarakan pertemuan antara Raja dengan para punggawa dan prajurit secara serentak di balai istana.

Semua punggawa dan prajurit dengan tertib melakukan sungkem kepada raja dan permaisuri. 

Kegiatan ini lah yang diadaptasi oleh masyarakat luas termasuk organisasi keagamaan dan instansi pemerintah.

Sedangkan, tercetusnya istilah halalbihalal yang paling populer adalah berawal dari pemberontakan yang terjadi di Indonesia, di antaranya DI/TII dan PKI Madiun.

Dinukil dari laman Nadhlatul Ulama, disebutkan bahwa istilah "halalbihalal" pertama kali dicetuskan oleb KH Abdul Wahab Chasbullah. 

Abdul Wahab Chasbullah merupakan salah satu ulama yang berpengaruh pada masa kemerdekaan Indonesia.

Pada tahun 1948, Indonesia dilanda gejala disintegrasi bangsa yang ditandai dengan para elite politik tidak rukun.

Baca Juga: Presiden Joko Widodo akan Lebaran di Yogyakarta, Tak Gelar Halalbihalal

Saat itu, pertengahan bulan Ramadan, Presiden Soekarno memanggil KH Wahab Chasbullah ke Istana Negara.

Bung Karno meminta pendapat dan saran untuk mengatasi situasi politik Indonesia yang semakin memanas. 

Kiai Wahab lantas memberi saran kepada Bung Karno untuk menyelenggarakan silaturahmi, mengingat sebentar lagi Hari Raya Idulfitri.

"Silaturrahmi kan biasa, saya ingin istilah yang lain," jawab Bung Karno saat itu.

Kiai Wahab menjelaskan bahwa para elite politik yang bergesekan karena saling menyalahkan sehingga berujung dengan perbuatan dosa. 

"Dosa itu haram. Supaya mereka tidak punya dosa (haram), maka harus dihalalkan. Mereka harus duduk dalam satu meja untuk saling memaafkan, saling menghalalkan. Sehingga silaturrahmi nanti kita pakai istilah halal bi halal," kata Kiai Wahab.

Dari saran itulah, Bung Karno akhirnya mengundang semua tokoh politik ke Istana Negara untuk menghadiri silaturahmi yang diberi judul halalbihalal.

Sejak saat itulah, instansi-instansi pemerintah mulai menyelenggarakan halalbihalal secara rutin.

Kemudian tradisi halalbihalal ini diikuti juga oleh warga masyarakat secara luas, terutama masyarakat Muslim di Jawa.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x