Kompas TV bisnis bumn

Alasan Erick Thohir Tunjuk Pemuda 34 Tahun Jadi Direktur Telkom

Kompas.tv - 20 Juni 2020, 17:21 WIB
alasan-erick-thohir-tunjuk-pemuda-34-tahun-jadi-direktur-telkom
Muhammad Fajrin Rasyid diangkat menjadi Presiden Bukalapak, Senin (25/6/2018). (Sumber: dok. Bukalapak)
Penulis : Tito Dirhantoro

JAKARTA, KOMPAS TV - Menteri Badan Usaha Milik Negara, (BUMN) Erick Thohir, resmi menunjuk Fajrin Rasyid sebagai Direktur PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom.

Pria berusia 34 tahun itu didapuk menjadi Direktur Digital Telkom. Ia menggantikan Faizal R. Djoemadi setelah dilakukan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2019.

Fajrin merupakan wajah baru di BUMN telekomunikasi tersebut. Sebelumnya, ia berkarir sebagai Co-founder dan Presiden Bukalapak.

Baca Juga: Resmikan 4 Stasiun Terpadu di Jakarta, Erick Thohir: Saya Gembira Indonesia Bukan Bangsa Wacana

Erick Thohir mengungkapkan alasan pemilihan Fajrin sebagai Direktur Telkom. Pertimbangan tersebut atas dasar pengalaman Fajrin di dunia digital.

Fajrin dianggap memiliki segudang pengalaman saat mengelola Bukalapak. Apalagi, Telkom saat ini tengah fokus menggenjot pendapatan di luar segmen telekomunikasi.

“Dengan rekam jejak dan pengalaman meski masih berusia muda, Fajrin adalah figur yang tepat untuk memimpin pengembangan bisnis digital Telkom," kata Erick dalam keterangannya seperti dikutip dari Kompas.com pada Sabtu (20/6/2020).

Selain itu, Erick mempunyai alasan lain menunjuk millennial sebagai direktur di perusahaan pelat merah itu.

Baca Juga: Ini Kata Erick Thohir Agar Indonesia Bisa Bertahan di Masa Krisis

"Seperti yang pernah saya sampaikan beberapa waktu lalu, Telkom harus merubah dan memperkuat strategi bisnisnya terutama di era pasca-Covid-19 terutama dalam memperkuat bisnis Telkom,” ujar Erick.

Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Telkom sempat jadi sasaran kritik Erick. Bisnis Telkom dinilai gagal mengikuti perkembangan zaman.

Menurut Erick, Telkom bahkan sangat mengandalkan anak usahanya, Telkomsel, sebagai penyumbang laba. Telkomsel sendiri menyumbang sekitar 70 persen dari laba Telkom.

Meski kontribusi laba Telkomsel sangat besar, Telkom juga masih harus berbagi keuntungan dengan Singapore Telecom atau Singtel yang memiliki 35 persen saham.

Baca Juga: Presiden Bukalapak Fajrin Rasyid Ditunjuk Jadi Direktur di Telkom

“Enak sih Telkom-Telkomsel dividen revenue digabung hampir 70 persen, mendingan enggak ada Telkom. Langsung aja Telkomsel ke BUMN, dividennya jelas,” ujar Erick di Jakarta, Rabu (12/2/2020) lalu.

Erick menjelaskan, seharusnya saat ini Telkom mulai serius menggarap potensi bisnis seperti ranah big data. Sebab, bisnis tersebut saat ini masih dikuasai oleh perusahaan asing.

Jangan seperti saat ini, kata Erick, Telkom malah melempem di bisnis seperti komputasi awan. Padahal, itu bisnis yang sangat potensial di saat sekarang dan masa depan.

Dia mencontohkan, saat menjadi Ketua Panitia Pelaksana Asian Games (INASGOC) 2018 lalu, dirinya terpaksa menggunakan layanan komputasi awan dari perusahaan China, Alicloud.

Baca Juga: Susunan Direksi Telkom Akan Dirombak, Direksi Akan Diisi Milenial

Selain jadi ladang bisnis menggiurkan, kata Erick, komputasi awan juga punya peranan vital dalam urusannya menjaga keamanan negara. Telkom malah tidak bergerak lincah memanfaatkan peluang tersebut.

“Makanya kita mau Telkom berubah ke arah salah satunya ke database, big data, cloud, masa cloud-nya dipegang Alicloud. Masa database kita diambil negara lain,” kata Erick.

Setelah RUPST Tahun Buku 2019, Erick telah menetapkan target-target bagi para direksi Telkom yang baru. Namun, dia tak merinci target apa saja yang telah dicanangkan bagi jajaran petinggi Telkom tersebut.

Baca Juga: Erick Thohir: Saya Tak Takut Diancam, Loyalitas Saya Jelas ke Presiden untuk BUMN Berubah

“Dengan tantangan yang semakin besar, semua jajaran direksi Telkom yang baru memiliki KPI yang terukur. Saya sudah sampaikan pada mereka bahwa harus siap dicopot bila tidak memenuhi target-targetnya,” kata Erick.

Profil Fajrin

Fajrin merupakan Presiden Bukalapak. Dia menduduki jabatan tersebut sejak 25 Juni 2018. Selama ini dia sudah tak asing dengan dunia digital, utamanya e-commerce Indonesia.

Sebelum menjabat sebagai Presiden Bukalapak, Fajrin telah menjalani jabatan Chief Financial Officer selama tujuh tahun yang bertanggung jawab atas keuangan perusahaan. Pada tahun 2016, Fajrin terpilih menjadi CFO of The Year versi Majalah SWA.

Baca Juga: Erick Thohir Ngaku Sering Diancam Sejak Muncul Kasus Asabri dan Jiwasraya: Sudah Makanan Sehari-hari

Fajrin juga merupakan salah satu Co-Founder Bukalapak. Pria kelahiran Jakarta, 33 tahun lalu, ini merupakan lulusan Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung (ITB), dengan IPK 4.0 dan predikat Summa Cum Laude.

Sebelum bergabung di Bukalapak, Fajrin pernah bekerja sebagai konsultan di Boston Consulting Group (BCG). Fajrin juga aktif tampil di berbagai forum internasional dan terpilih sebagai Endeavour Entrepreneur pada tahun 2016.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x