Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Minim Pengetahuan tentang Laktasi Jadi Sasaran Empuk Pemasaran Susu Formula

Kompas.tv - 30 September 2022, 15:07 WIB
minim-pengetahuan-tentang-laktasi-jadi-sasaran-empuk-pemasaran-susu-formula
Seorang agen penjualan susu formula memeriksa produknya yang terpajang di sebuah ritel di Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat, Jumat (16/9/2022). Tahun lalu, belanja warga untuk membeli susu formula di Provinsi Jawa Barat nilainya terbesar dibanding dengan provinsi lain di Indonesia. (Sumber: KOMPAS/ANDY RIZA HIDAYAT)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Gading Persada

MEDAN, KOMPAS.TV –  Pengelola fasilitas kesehatan diduga kuat mengabaikan indikasi medis pasien sebelum menyarankan memberi susu formula pada bayi usia 0-6 bulan. Orangtua yang minim pengetahuan tentang laktasi menuruti saran tersebut.

Pengabaian indikasi medis itu diduga kuat terjadi salah satunya pada SP (38) yang dirawat di RS Imelda, Medan saat persalinan.

Suaminya, berinisial AJ (50), ditawari sufor oleh pihak rumah sakit saat ASI isterinya keluar sedikit.

AJ dan SP yang minim pengetahuan tentang ASI mengiyakan tawaran tenaga kesehatan rumah sakit itu.

"Anak saya tidak prematur karena lahir di usia kandungan lebih dari delapan bulan, berat badannya juga normal 2.600 gram, dan saat lahir dia sehat," kata AJ, dikutip dari Kompas.id dalam liputan investigasinya.

Untuk diketahui, pemberian susu formula tanpa ada pertimbangan medis terindikasi melanggar Pasal 9 Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 39 Tahun 2013 tentang Susu Formula Bayi dan Produk Bayi Lainnya.


 

Ketentuan itu mengatur, susu formula hanya boleh diberikan untuk bayi dengan kondisi prematur kurang dari 32 minggu, beratnya kurang dari 1.500 gram, serta berisiko terkena hipoglikemia atau peningkatan kebutuhan glukosa.

Baca Juga: Pengakuan Seorang Bidan: Sedih Saksikan ASI Terbuang Sia-sia Sementara Susu Formula Dijejalkan

Pihak rumah sakit pun mengklarifikasi bahwa pemberian susu formula di tempat itu atas persetujuan orangtua bayi.

"Sebelum dikasih susu formula, kami menanyakan ke ibunya dulu," kata Dina, bagian informasi RS Imelda.

Diketahui, koperasi RS Imelda menjual susu formula merek Lactogen. 

"Biasanya perawat merekomendasikan susu formula ini kalau ada ibu yang ASI pasien tidak keluar. Susunya bisa dibeli di koperasi tanpa resep dokter," ujar petugas koperasi AF.

Menanggapi temuan ini, Nestle Indonesia selaku produsen Lactogen melalui Corporate Affairs Director Sufintri Rahayu menjelaskan, produk pengganti ASI seperti susu formula di rumah sakit harus sesuai rekomendasi dari tenaga kesehatan.

Ia menegaskan, Nestle tidak melakukan promosi susu formula di rumah sakit.

"Jadi produk pengganti ASI, baru bisa diberikan jika bayi tidak dapat diberikan ASI berdasarkan indikasi medis tenaga kesehatan," jelas Sufintri.



Sumber : Kompas.id


BERITA LAINNYA



Close Ads x