Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Minyak Mentah Indonesia Dijual ke Singapura, Dibeli Lagi setelah Jadi BBM, Devisa Negara Terkuras

Kompas.tv - 4 September 2022, 18:34 WIB
minyak-mentah-indonesia-dijual-ke-singapura-dibeli-lagi-setelah-jadi-bbm-devisa-negara-terkuras
Patung Merlion di Marina Bay, ikon negara Singapura. Indonesia banyak mengimpor hasil olahan minyak berupa bahan bakar minyak (BBM) dari Negeri Singa. (Sumber: Kompas)
Penulis : Nadia Intan Fajarlie | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV - Indonesia banyak mengimpor hasil olahan minyak berupa bahan bakar minyak (BBM) dari Singapura.

Mirisnya, sebagian BBM yang diimpor dari Singapura itu juga sejatinya berasal dari hasil eksploitasi sumur-sumur minyak yang ada di Indonesia.

Melansir dari Kompas.com, banyak Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) atau perusahaan pengeboran minyak di Indonesia menjual minyaknya ke Singapura, lantaran kilang di Indonesia tak mampu menampung seluruh produksi minyak mentah di Tanah Air.

Meski sama sekali tak memiliki ladang minyak, selama puluhan tahun Singapura menjadi salah satu produsen BBM terbesar di dunia karena memiliki beberapa kilang minyak besar. 

Baca Juga: Daftar 5 Kilang Minyak Terbesar di Indonesia, Cilacap Nomor 1, Ada yang Produksi Pertalite

Stok cadangan BBM yang dimiliki juga terbilang sangat besar. Letak Singapura yang strategis dan kemudahan berinvestasi dan perizinan juga jadi alasan perusahaan minyak multinasional menempatkan kilang minyak miliknya di negara tersebut. 

Mengutip data yang dirilis lembaga informasi energi milik pemerintah Amerika Serikat (AS), Energy Information Administration (IEA), kapasitas kilang minyak di Singapura mencapai 1,4 juta barel per hari.

Sedangkan kapasitas pengolahan minyak di kilang Pertamina hanya sekitar 1,1 juta barel per hari.

Selain itu, Antara melaporkan, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat angka produksi minyak mentah Indonesia sepanjang semester pertama tahun 2022 ini tak sampai separuh dari kapasitas kilang minyak Singapura tersebut, yakni sebanyak 616,6 ribu barel per hari (BOPD).

Indonesia menjual minyak mentah ke kilang minyak di Singapura dalam jumlah yang cukup signifikan. 

Pada Januari-September 2019, nilai ekspor minyak mentah Indonesia ke Singapura adalah 546,71 juta dollar AS. Nilai ini mencapai 43,49 persen dari total ekspor minyak mentah Indonesia.

Baca Juga: Sulit Jual Minyak ke Eropa, Rusia Genjot Ekspor Minyak ke Afrika dan Timur Tengah

Singapura punya kilang minyak terbesar di dunia

Setidaknya, ada tiga kilang minyak besar yang beroperasi di Singapura, yakni Shell Pulau Bukom Refinery dengan kapasitas 500.000 barel/hari, ExxonMobil Jurong Island Refinery dengan kapasitas 605.000 barel/hari, dan SRC Jurong Island Refinery berkapasitas 290.000 barel/hari. 

Kilang ExxonMobil Jurong Island Refinery di Singapura tercatat menjadi salah satu kilang minyak terbesar di dunia.

Dengan kapasitas sebesar itu, Singapura mampu mengolah minyak bumi yang diimpor dari Asia Tenggara dan Timur Tengah untuk diolah menjadi BBM siap ekspor. 

Populasi penduduk Singapura yang tercatat hanya 5,7 juta jiwa membuat konsumsi BBM domestiknya relatif sangat kecil. 

Hal itu berbanding terbalik dengan Indonesia yang populasi penduduknya sekitar 260 juta dengan konsumsi BBM 1,4 juta barel per hari.

Baca Juga: Tolak Kenaikan BBM, Buruh Bakal Aksi Besar-Besaran Tanggal 6 September

Impor BBM menguras devisa Indonesia

Setiap tahun, impor BBM dari Singapura ini sangat menguras devisa negara Indonesia. Bahkan, impor BBM ini pula yang menjadikan Indonesia rutin mengalami defisit perdagangan dengan negara maju di ASEAN tersebut. 

Impor BBM itu pun sangat membebani neraca perdagangan Indonesia.

Nyaris setiap tahun, Singapura jadi negara yang paling banyak mengekspor BBM ke Indonesia mengalahkan Arab Saudi yang berstatus produsen minyak terbesar global. 

Singapura juga tercatat sebagai negara pengekspor minyak terbesar ketiga di dunia. Sebagian besar ekspor minyak tersebut dikirim ke Indonesia, Malaysia, dan China.

Sepanjang 2000 hingga 2021, Indonesia disebut belum pernah sekalipun mencatatkan surplus saat berdagang dengan Singapura. 

Baca Juga: Harga Pertalite, Solar, dan Pertamax Naik, Ini Cara Menghemat Bensin agar Tak Boros

Sebagai contoh, mengutip dari laman Badan Pusat Statistik (BPS), total ekspor Indonesia berturut-turut ke Singapura yakni 2019 sebesar 12,916 miliar dollar AS, 2020 sebesar 10,661 miliar dollar AS, dan tahun 2021 sebesar 11,634 miliar dollar AS. 

Sebaliknya, impor Indonesia dari Singapura pada tahun 2019 adalah sebesar 17,589 miliar dollar AS, tahun 2020 sebesa2 12,341 miliar dollar AS, dan tahun 2021 adalah sebesar 15,415 miliar dollar AS. 

Dengan demikian, defisit Indonesia dalam 3 tahun terakhir berdagang dengan Singapura sebesar 4,673 miliar dollar AS (2019), 1,679 miliar dollar AS (2020), dan 3,817 miliar dollar AS (2021).

Baca Juga: Intip Profil SPBU Vivo, Bikin Heboh Jual Bensin Lebih Murah dengan Kualitas Disebut Mirip Pertalite

 




Sumber : Kompas TV, Kompas.com, Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x