Kompas TV bisnis kebijakan

Dampak Inflasi AS: Picu Kenaikan Harga Barang Dalam Negeri hingga Ancaman Resesi

Kompas.tv - 15 Juli 2022, 13:21 WIB
dampak-inflasi-as-picu-kenaikan-harga-barang-dalam-negeri-hingga-ancaman-resesi
Ilustrasi. Nilai tukar rupiah (kurs) terhadap dolar AS melemah.  (Sumber: Kompas.tv/Ant)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Edy A. Putra

Baca Juga: BI akan Terbitkan Uang Rupiah Digital, Bagaimana Nasib Uang Tunai?

Adapun di pasar spot, rupiah ditutup di level Rp15.020 per dolar AS.

Kemudian, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tersebut akan disusul oleh kenaikan harga-harga di dalam negeri karena 60 persen bahan baku industri masih mengandalkan impor.

Kenaikan harga ini, menurut Yusuf, perlahan akan mengerek level inflasi di dalam negeri. Per Juni 2022, inflasi Indonesia sudah 4,35 persen secara tahunan.

”Inflasi dalam negeri yang tinggi membuat peluang BI menaikkan suku bunga acuan lebih cepat makin terbuka. Namun, di sisi lain, kenaikan suku bunga acuan bisa mengganggu proses pemulihan ekonomi yang tengah berlangsung,” katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio N Kacaribu mengatakan, inflasi sebesar 4,35 persen pada Juni 2022 masih tergolong moderat. Hal ini jika dibandingkan negara-negara berkembang lain di periode yang sama seperti Thailand (7,66 persen) dan Filipina (6,1 persen).

Meski begitu, pemerintah akan terus memantau dan memitigasi berbagai faktor yang akan berpengaruh pada inflasi nasional, baik yang berasal dari eksternal maupun domestik.

Baca Juga: Inflasi AS Tertinggi dalam 40 Tahun, Sinyal Kenaikan Suku Bunga The Fed Kian Kuat

Dari sisi eksternal, pemerintah memantau dampak kenaikan suku bunga The Fed terhadap kinerja ekspor-impor.

Hingga Mei 2022, neraca perdagangan Indonesia masih mencatatkan kinerja positif dengan mencatatkan surplus 2,9 miliar dolar AS.

”Kondisi saat ini, dari sisi ketahanan eksternal Indonesia juga masih cukup baik. Surplus neraca dagang berlanjut selama 25 bulan beruntun pada Mei 2022 sehingga transaksi berjalan juga masih berkinerja baik,” sebutnya.

Sementara dari sisi internal, untuk menahan laju inflasi, berbagai upaya menjaga stabilisasi harga pangan nasional telah ditempuh oleh pemerintah, di antaranya melalui pemberian insentif selisih harga minyak goreng dan mempertahankan harga jual energi.

”Ini semua diharapkan dapat menjaga kecukupan pasokan, kelancaran distribusi, dan keterjangkauan harga pangan pokok sehingga dapat melindungi daya beli masyarakat, khususnya kelompok berpenghasilan rendah,” tutur Febrio.



Sumber : Kompas TV/Kompas.id


BERITA LAINNYA



Close Ads x