Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Luhut: Dalam Kerja sama Investiasi, Tak Ada Negara yang Bisa Dikte RI

Kompas.tv - 9 Juni 2022, 13:53 WIB
luhut-dalam-kerja-sama-investiasi-tak-ada-negara-yang-bisa-dikte-ri
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan saat rapat Badan Anggaran DPR RI, Kamis (9/6/2022). (Sumber: Tangkapan layar TV Parlemen. )
Penulis : Dina Karina | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV- Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, Indonesia tetap menjunjung asas kesetaraan dalam kerja sama investasi dengan pihak manapun. Tidak ada negara yang bisa mendikte Indonesia.

Hal itu ia sampaikan dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR, Kamis (9/6/2022) yang disiarkan secara virtual.

“Itu selalu jadi statement bahwa posisi kita sangat bagus. Tidak boleh ada negara mendikte RI dari Amerika dan juga China,” tegasnya.

Dalam rapat itu, ia menyampaikan perusahaan  asal Amerika Serikat, Ford, tertarik berinvestasi di Indonesia. Menurut Luhut, Ford akan menggarap investasi di sektor energi bersih.

Baca Juga: Luhut Teken Surat Audit Perusahaan Sawit dan Minyak Goreng Hari Ini

“Ford datang tanggal 20 Juni, semua mau investasinya dengan sistem end-to-end (dengan clean energy),” kata Luhut.

Luhut menyampaikan, Ford tertarik masuk ke Indonesia karena banyak keuntungan yang ditawarkan oleh pemerintah.

Salah satunya biaya listrik yang murah yang dihasilkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan di Kalimantan Utara yang memproduksi listrik sebesar 265 gigawatt per hour. PLTA Kayan merupakan yang terbesar di Asia Tenggara.

Kemudian, Indonesia juga memiliki Kawasan industri hijau berbasis nikel di Morowali, Sulawesi Tengah. Kawasan itu adalah kawasan industri  dengan rantai industri terpanjang di dunia yang memiliki produk utama berupa nikel, stainless steel dan carbon steel.

Industri pendukungnya terentang dari coal power plant, pabrik mangan, silikon, chrome, kapur, kokas, dan lainnya, hingga pelabuhan samudera dan bandara.

Baca Juga: Aturan Beli Pertalite Pakai Aplikasi MyPertamina Tunggu Restu Jokowi

“Biaya Listrik hanya 5 sen per kwh, dengan biaya transportasi hanya 1 dolar mengangkut bahan-bahan itu. Siapa yang bisa lawan kita?,” ujar Luhut.

Sebelum Ford, Indonesia juga menjajaki peluang kerja sama dengan Tesla dan Starlink milik Elon Musik. Kepada para anggota Banggar, Luhut pun menceritakan tentang kunjungan tim Tesla ke pabrik pengolahan atau smelter nikel di Morowali, Sulawesi Tengah.

“Mereka bilang, saya tidak pernah melihat seperti ini di luar China. Pegawai Morowali sudah ada 75.000 orang, under construction banyak sekali,” ucap Luhut.

Pemerintah kemudian menjelaskan kepada Tim Tesla, bahwa investasi di Morowali hampir 30 miliar dollar AS atau setara Rp 432,18 triliun (kurs Rp 14.404 per dolar). Keberadaan smelter itu meningkatkan nilai nikel mentah menjadi 14 kali lipat.

Baca Juga: Startup Beres.id Tutup, Tidak Kuat Terdampak Pandemi 2 Tahun

Nikel yang dihasilkan oleh kawasan industri Morowali bisa dimanfaatkan untuk memproduksi 3 juta mobil listrik per tahun.

“Transformasi ekonomi berbasis industri daripada komoditas, Itu sangat diapresiasi semua negara yang saya ketemu,” sebut Luhut.



Sumber :


BERITA LAINNYA



Close Ads x