Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Startup PHK Ratusan Karyawan, Hary Tanoe: Hari-Hari Emas Startup Sudah Berakhir

Kompas.tv - 31 Mei 2022, 05:47 WIB
startup-phk-ratusan-karyawan-hary-tanoe-hari-hari-emas-startup-sudah-berakhir
Ilustrasi: startup. (Sumber: Freepik)
Penulis : Dina Karina | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV- Di saat ekonomi mulai pulih dari pandemi Covid-29, perusahaan rintisan teknologi atau startup justru banyak yang tumbang dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan.

Melihat fenomena ini, pengusaha Hary Tanoesoedibjo menekankan pentingnya bisnis yang sehat agar sebuah perusahaan dapat bertahan.

Menurutnya, indikator bisnis yang sehat bisa dilihat dari  kas atau arus keuangan yang positif.

"At the end of the day, healthy business must generate positive cashflow," tulis konglomerat yang biasa disapa HT ini, di akun instagram pribadinya, Senin (30/5/2022).

Selama ini, model bisnis startup memang terkenal sistem "bakar duit". Yaitu investor terus menggelontorkan dana untuk membiayai startup, meski perusahaan itu terus rugi. Harapannya, basis konsumen yang semakin besar nantinya akan membuat perusahaan untung.

Baca Juga: Setelah Zenius dan TaniHub, Giliran Link Aja PHK Ratusan Karyawan, Ini Alasannya

Namun, tak semua investor sanggup untuk terus membakar uangnya. Lippo Group misalnya, memilih untuk melepas sahamnya di startup OVO pada 2019 lalu.

Nah, menurut HT, saat investor memberikan subsidi dana, seharusnya bisa menjadikan bisnis perusahaan semakin sehat seiring dengan meningkatnya pangsa pasar.

"Providing subsidies is only a means to gain market share which ultimately leads to a healthy business," katanya.

Ia pun menyebut hari-hari emas startup sudah berakhir, karena akhirnya banyak perusahaan rintisan yang tumbang.

"The golden days of startup are already over," ucapnya.

Baca Juga: Gojek-Tokopedia (GoTo) Alami Rugi Hingga Rp6,6 T Selama Januari-Maret 2022

Sebelumnya, tercatat sejumlah startup melakukan PHK terhadap ratusan karyawan. Diantaranya adalah Zenius, TaniHub, dan LinkAja.

Head of Corporate Secretary Group PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) atau LinkAja Reka Sadewo menyatakan, hal itu dilakukan seiring perubahan signifikan dalam penyesuaian bisnis.

"Perubahan merupakan sesuatu yang secara konstan terjadi dalam perusahaan yang sedang terus bertumbuh. Penyesuaian dalam perusahaan juga tentunya akan terus terjadi," kata Reka seperti dikutip dari Kontan.co.id, Rabu (25/5/2022).

Ia menjelaskan, PHK karyawan juga dilakukan atas dasar relevansi fungsi SDM tersebut pada kebutuhan dan fokus bisnis perusahaan saat ini. Untuk mendukung perusahaan dapat bertumbuh secara optimal, harus ditopang oleh pilar SDM yang efisien dan sesuai dengan fokus dan target perusahaan ke depan.

"Penyesuaian yang dilakukan tentunya mempertimbangkan dengan matang kepentingan seluruh stakeholder perusahaan, termasuk para karyawan," tutur Reka.

Baca Juga: Ini 5 Pekerjaan untuk Fresh Graduate dengan Gaji Tertinggi Versi Jobstreet

Adaptasi terhadap perubahan bisnis dan kondisi ekonomi juga menjadi alasan startup pendidikan Zenius melakukan PHK. Ada lebih dari 200 orang karyawan Zenius yang terdampak PHK.

“Kami melakukan konsolidasi dan sinergi proses bisnis untuk memastikan keberlanjutan," tulis manajemen Zenius Education dalam.keterangan resminya, Selasa (24/5).

"Setelah melalui evaluasi dan review peninjauan ulang komprehensif, Zenius mengumumkan bahwa lebih dari 200 dari karyawan harus meninggalkan perusahaan," lanjut pengumuman tersebut.

Sedangkan TaniHub sudah menghentikan operasional dua warehouse atau pergudangan yakni di Bandung dan Bali pada awal tahun ini. TaniHub juga mem-PHK karyawannya.

Baca Juga: Lowongan Kerja Kemenkeu, Kantor Sri Mulyani Buka 12 Posisi Tenaga Ahli

Alasannya, karena perusahaan ingin mempertajam fokus bisnis. Yaitu dengan meningkatkan pertumbuhan melalui kegiatan Business to Business (B2B) seperti hotel, restoran, kafe, modern trade, general trade, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), serta mitra strategis.

Sehingga TaniHub menghentikan layanan Business to Costumer (B2C) atau yang melayani konsumen rumah tangga.




Sumber :


BERITA LAINNYA



Close Ads x