Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Kegigihan Ibu-ibu dan Perempuan Desa Kulati Wakatobi Geluti Usaha Keripik Ikan Simba

Kompas.tv - 22 April 2022, 13:14 WIB
kegigihan-ibu-ibu-dan-perempuan-desa-kulati-wakatobi-geluti-usaha-keripik-ikan-simba
Kaum perempuan Desa Kulati, Kecamatan Tomia Tinur, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara mengembangkan usaha keripik ikan simba, Kamis (21/4/2022). (Sumber: Kompas.TV/Ant)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Iman Firdaus

KENDARI, KOMPAS.TV – Kelompok ibu-ibu dan perempuan di Desa Kulati, Kecamatan Tomia Timur, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara mengembangkan usaha keripik ikan simba. 

Ibu-ibu dan perempuan yang tergabung dalam Kelompok Padatimu To’asoki memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada di desa tersebut guna membangkitkan ekonomi. Juga sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

Ketua Kelompok Padatimu To’asoki Yulianti Rahman mengatakan, mengembangkan usaha keripik ikan simba adalah salah satu upaya menggeliatkan ekonomi masyarakat desa serta  mendukung pemanfaatan sumber daya laut yang bijak dan lestari.

"Ikan simba sebagai bahan dasar kerupuk ini merupakan salah satu jenis ikan yang paling banyak ditangkap oleh nelayan tradisional di Pulau Tomia," katanya diWakatobi, seperti dikutip dari Antara, Jumat (22/4/2022). 

Yulianti menerangkan, kelompoknya yang terbentuk sejak tahun 2021 beranggotakan 12 orang ibu rumah tangga di Desa Kulati. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan para anggotanya termasuk di sektor usaha perekonomian.

Baca Juga: Kenapa Keripik atau Makanan Renyah Lainnya Bisa Melempem? Begini Penjelasannya

Keripik tersebut dijual dengan harga kisaran Rp 15.000 per kemasan seberat 50 gram. Untuk pemasaran keripik ikan simba ini, menjangkau hingga di luar Sulawesi Tenggara seperti Sulawesi Selatan, hingga ke Jawa, Bali dan Papua.


"Kemarin kita jual Rp 10.000, tapi karena sekarang mengingat harga bahan baku sudah naik akhirnya kita pasang harga Rp 15.000. Pasarannya sudah sampai di Irian, Pulau Jawa, Bali dan Toraja," terangnya.

 
Sebagai kelompok pemula, Ia mengungkankan, pihaknya sangat membutuhkan dukungan dari berbagai pihak agar usaha yang dijalankan bersama kelompoknya dapat maju dan berkembang.
Adapun, Kepala Desa Kulati La Ode Burhanuddin mengatakan, kelompok Padatimu To’asoki merupakan binaan pemerintah desa bersama organisasi non pemerintah Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN).


"Ibu-ibu ini adalah hasil kolaborasi kerja sama kami pemerintah Desa Kulati dengan NGO (non governmental organization) YKAN, Jasa Raharja yang kemudian baru-baru ini difasilitasi Wakatobi Sintate," katanya.


Dia menyebutkan, pihaknya sangat mendukung apapun yang akan dikembangkan dalam kegiatan-kegiatan kelompok yang ada di desa termasuk kelompok Padatimu To’asoki.

Saat ini, Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) bersama Dinas Kelautan dan Perikanan Wakatobi, Balai Taman Nasional Wakatobi, Jasa Raharja dan Kelompok Ekowisata Desa Kulati Poassa Nuhada melakukan pendampingan pada kelompok Padatimu To’asoki dalam hal pengembangan serta perluasan pemasaran produk tersebut.

Baca Juga: Perempuan Ini Sukses Usaha Souvenir Cantik Lukisan Kaca

 




Sumber : Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x