Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Produsen dan Pedagang Tahu Tempe Mogok, yang Jualan Disuruh Pulang

Kompas.tv - 21 Februari 2022, 09:52 WIB
produsen-dan-pedagang-tahu-tempe-mogok-yang-jualan-disuruh-pulang
Produsen tahu dan tempe melakukan mogok produksi dan mogok berjualan pada 21 Februari-23 Februari 2022. Mereka memprotes naiknya harga kedelai internasional yang tinggi. (Sumber: Ist.)
Penulis : Dina Karina | Editor : Desy Afrianti

Kementerian Perdagangan sebenarnya sudah mengimbau agar pedagang menaikkan harga tahu tempe mengikuti kenaikan harga kedelai. Namun menurut pedagang, mereka tidak mungkin menaikkan harga terlalu tinggi karena akan diprotes konsumen.

Naiknya harga kedelai internasional juga membuat produsen tahu dan tempe Gunung tikar. Di Jawa Tengah saja, sekitar 2.000 produsen tahu tempe sudah gulung tikar dan tidak bisa berjualan. Hal itu berdasarkan data Pusat Koperasi Produsen Tahu-Tempe (Puskopti) Jateng.

Baca Juga: Produsen Tempe Tahu Mogok Produksi Mulai Hari Ini, Apa Tuntutannya?

Ketua Puskopti Jateng Sutrisno Supriantoro mengatakan, anggotanya saat ini mencapai 10.000 produsen tahu tempe dan 20 persennya sudah bangkrut.

Sutrisno menyampaikan, para produsen sudah berhenti berjualan saat harga kedelai melewati Rp11.000 per kg. Sedangkan saat ini harganya sudah mencapai Rp14.000 per kg.

"Ada 20 persen anggota kami gulung tikar. Terutama yang produksi di bawah 50 kilogram per hari," kata Sutrisno seperti dikutip dari Tribun Banyumas, Senin (14/2/2022).

"Mereka pilih tak berproduksi karena harga tak cucok (secara hitungan tak masuk) dengan biaya modal," katanya.

Sementara para produsen yang lain, mencoba bertahan dengan memperkecil ukuran tahu tempe.

Baca Juga: Mogok Kerja, Perajin Tempe Tahu di Johar Baru Hentikan Produksi

"Iya terpaksa memperkecil ukuran tapi tetap saja itu bikin sulit bagi para pengusaha," ujar Sutrisno.

Ia mengaku, sebelumnya sudah berkoordinasi dengan Gabungan Koperasi Perajin Tahu Tempe Indonesia (Gapokti), Importir, dan Kementerian Perdagangan.

Puskopti Jateng pun meminta pemerintah menjamin pasokan kedelai selama 3 bulan. Yaitu Maret, April, dan Mei untuk menghadapi momen puasa dan lebaran. Kemudian pasokan kedelai yang ada dijual dengan harga maksimal Rp10.500 per kilogram. 

"Kami sampaikan hal itu ke pemerintah dan importir tapi tidak ada titik temu," ucapnya.




Sumber :


BERITA LAINNYA



Close Ads x