Kompas TV bisnis kebijakan

Kemenko Marves: Uni Emirat Arab akan Jadi Mitra Terbaik untuk Membangun Ibu Kota Baru

Kompas.tv - 5 November 2021, 19:51 WIB
kemenko-marves-uni-emirat-arab-akan-jadi-mitra-terbaik-untuk-membangun-ibu-kota-baru
Presiden Jokowi temui Putra Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohammed Bin Zayed Al Nahyan (MBZ) di Abu Dhabi (Sumber: Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) mengatakan, Uni Emirat Arab (UEA) akan jadi mitra yang baik untuk pembangunan ibu kota baru.

Keterangan itu disampaikan Deputi Koordinasi Bidang Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto seperti dikutip dari Antara, Jumat (5/11/2021).

“Tentu bagus, kalau dilihat Abu Dhabi itu saya kira punya financial power (kekuatan finansial) yang bagus,” kata Septian.

“Saya rasa mereka bisa jadi partner (mitra) yang sangat baik untuk pembangunan ibu kota baru.”

Di samping itu, Seto menilai keterlibatan UEA dalam membangun ibu kota baru juga akan memberikan insight (wawasan) serta pengalamannya dalam pembangunan kota.

Baca Juga: Hasil Pertemuan di Abu Dhabi, Jokowi dan MBZ Sepakat Kerja Sama untuk Ibu Kota Baru

“Dubai itu kan sudah jadi kota internasional. Saya kira mereka juga bisa memberikan insights, berbagi pengalaman juga bagaimana mereka mengembangkan (kota) itu,” ujar Septian.

Lantas dikonfirmasi berapa nilai komitmen investasi UEA untuk pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur. Septian tidak membeberkan termasuk soal skema hingga realisasi investasinya.

“Kita tunggu saja (realisasinya),” ucapnya.

Sebelumnya dalam keterangannya di Dubai, Presiden Jokowi mengatakan Putra Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohammed Bin Zayed Al Nahyan (MBZ) berkomitmen memperkuat kerja sama dan kemitraan dengan Indonesia.

Menurut Jokowi, ada tiga sektor pembangunan di Indonesia yang bisa dijadikan prioritas kerja sama antara Indonesia dan UEA.

Nantinya, kerja sama tersebut akan ditindaklanjuti dengan kesepatan secara intensif berupa pertemuan-pertemuan pada tingkat teknis.

“Yang pertama, pembangunan ibu kota baru Indonesia. Untuk membangun ibu kota baru setidaknya dibutuhkan dana sebesar USD35 miliar,” kata Jokowi.

Baca Juga: Ibu Kota Negara Mau Pindah, Apa Pengaruhnya Terhadap Pasar Properti Jakarta?

Kedua, di bidang transisi energi. Presiden Jokowi berkomitmen akan lakukan transisi ini sebaik mungkin dengan mengundang investor dan teknologi dengan harga terjangkau.

“Jika Anda tertarik melakukan investasi untuk energi baru dan terbarukan, ini adalah saat yang tepat. Potensi yang dimiliki Indonesia cukup banyak dan beragam, hidro, surya, panas bumi dan lain-lain,” ujarnya.

Kemudian, sektor perdagangan. Presiden Jokowi menekankan pentingnya diversifikasi perdagangan dan mulai menegosiasikan Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA).

“Saya harapkan pada Maret tahun depan perundingan sudah akan selesai,” katanya.

 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x