Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Tak Hanya Cabai dan Kedelai, Harga Daging Sapi juga akan Melonjak

Kompas.tv - 5 Januari 2021, 05:05 WIB
tak-hanya-cabai-dan-kedelai-harga-daging-sapi-juga-akan-melonjak
Ilustrasi: pedagang daging sapi yang dijual di los Pasar SS Klender, Jakarta Timur, Senin (21/7/2014). (Sumber: KOMPAS/IWAN SETIYAWAN(IWAN SETIYAWAN)
Penulis : Fadhilah

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kenaikan bahan pokok tampaknya tidak hanya terjadi pada cabai dan kedelai. Harga sapi potong pun diprediksi bakal melonjak.

Hal tersebut dikatakan Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo). Menurutnya, kenaikan harga sapi telah terjadi sejak bulan Agustus 2020 lalu.

Harga sapi bakalan asal Australia saat ini telah mencapai USD 3,7 (sekitar Rp 52 ribu) per kilogram (kg) dari sebelumnya USD 3 (Rp 42 ribu) per kg.

Baca Juga: Konsumsi Daging Sapi Diprediksi Meningkat 8 Persen dari 2019 Hingga 2024

"Artinya landing cost sudah mencapai Rp 52.000 per kg berat hidup," ujar Direktur Eksekutif Gapuspindo Joni Liano dikutip dari Kontan.co.id, Senin (4/1/2021).

Kenaikan tersebut berpengaruh besar bagi biaya produksi pengusaha peternak sapi potong.

Pasalnya harga sapi bakalan merupakan komponen terbesar dalam biaya produksi selain pakan dan kurs dolar.

Beberapa hal diakui oleh Joni menjadi faktor penyebab naiknya harga sapi bakalan.

Peternak Australia melakukan repopulasi untuk memenuhi permintaan.

"Banyak permintaan dari Vietnam dan Cina, demand dalam negeri Australia meningkat," terang Joni.

Sebagai informasi saat ini harga daging sapi di Indonesia juga mengalami kenaikan.

Harga daging sapi berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) terpantau sebesar Rp 122.200 per kg.

Baca Juga: Harga Cabai Kian Meroket, Kementan Janji akan Turun Pekan Depan

Iustrasi: cabai merah. (Sumber: Kompas.com)

Harga Cabai dan Kedelai Naik

Sebelumnya, sejumlah barang pokok seperti cabai dan kedelai mengalami kenaikan.

Turunnya produksi cabai menjadi biang keladi naiknya harga cabai di pasaran.

Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian Agung Hendriadi mengatakan, selain produksi yang merosot, permintaan pada akhir tahun pun melonjak.

"Panen cabai agak kurang dan permintaan tinggi akhir tahun ini," ujar Agung.

Meski begitu, Agung menerangkan, harga cabai dapat ditekan ke depan. Hal itu mengingat akan kembali panen di bulan Januari ini.

"Menurut asosiasi petani cabai, pertengahan Januari sudah mulai panen. Insya Allah harga mulai turun," terang Agung.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) harga cabai rawit hijau Rp 63.400 per kilogram (kg) dan harga cabai rawit merah Rp 77.100 per kg.

Sementara kenaikan harga kedelai membuat bahan pangan tahu tempe ikut mengalami lonjakan harga pada awal tahun 2021 ini.

Harga kedelai impor sebagai bahan baku tahu-tempe naik dari Rp 7.200 per kilogram menjadi Rp 9.200 per kilogram.

Akibat melonjaknya harga kedelai tersebut, perajin tahu-tempe sempat mogok produksi selama 1-3 Januari 2021.

Baca Juga: Perajin Tempe dan Tahu Terancam Bangkrut Akibat Harga Kedelai Naik

Ketua Gabungan Koperasi Tempe dan Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifudin mengatakan, harga tempe sudah mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp 4.000 per potong menjadi Rp 5.000 per potong. Kenaikan juga dipastikan terjadi pada tahu.

"Itu sudah harga konsumen di pasar. Jadi sudah ada kenaikan sekitar 20 persenan," ungkap Aip dikutip dari Kompas.com.

 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x