Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Usai Bicara Dengan Jokowi, Tesla Ke Indonesia Januari 2021 Bahas Investasi Komponen Mobil Listrik

Kompas.tv - 13 Desember 2020, 00:04 WIB
usai-bicara-dengan-jokowi-tesla-ke-indonesia-januari-2021-bahas-investasi-komponen-mobil-listrik
CEO Tesla dan pemilik SpaceX Elon Musk di Berlin, Jerman 1 Desember 2020 (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo

JAKARTA, KOMPAS TV – Pembuat kendaraan listrik Amerika Serikat, Tesla, dilaporkan akan mengirim delegasi ke Indonesia bulan Januari 2021 untuk membahas potensi penanaman modal pada jaringan rantai produksi hingga distribusi mobil listrik mereka, demikian pernyataan Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi pada Sabtu (12/12/2020).

“Pembicaraan melalui telepon bersama CEO Tesla Elon Musk pada Jumat (11/12/2020) membahas mengenai peluang investasi perusahaan mobil listrik Tesla di Indonesia,” seperti dikutip dari siaran pers Biro Komunikasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Sabtu (12/12/2020).

Kedua belah pihak bertukar pandangan mengenai industri mobil listrik dan komponen utama baterai listrik. Tak hanya membicarakan seputar prospek mobil listrik, Presiden RI Joko Widodo juga mengajak Tesla untuk melihat Indonesia sebagai lokasi launching pad Space X.

Baca Juga: Indonesia Bisa Jadi Penghasil Baterai Mobil Listrik No. 1 di Dunia? Simak Ulasannya

Berbagai laporan menyebut, tidak hanya suplai nikel, Indonesia mengundang Tesla untuk mendirikan pabrik baterai kendaraan listrik untuk memenuhi ambisi Tesla menurunkan harga mobil listrik.

CEO Tesla Elon Musk menanggapi undangan Presiden RI Joko Widodo dengan rencana mengirimkan timnya ke Indonesia pada Januari 2021 untuk menjajaki semua peluang kerja sama tersebut.

Elon Musk sebelumnya di sosial media mengatakan siap memberi “kontrak raksasa dalam jangka panjang,” selama nikel yang dibeli perusahaannya ditambang “secara efisien dan sensitif terhadap lingkungan,”

Indonesia dibawah Presiden Joko Widodo berambisi membangun jaring rantai produksi hingga distribusi produk nikel di dalam negeri, mulai dari penambangan nikel, pembuatan baterai kendaraan listrik, dan pada akhirnya membuat mobil listrik nasional.

"Ini sangat penting karena kita punya rencana besar untuk menjadikan Indonesia penghasil baterai lithium terbesar dan kita punya (cadangan) nikel terbesar," kata Jokowi dalam wawancara dengan Reuters yang dipublikasikan pada Jumat (13/11/2020).

Baca Juga: Setop Ekspor Nikel, Jokowi: Suka-suka Kita

Berbagai laporan menyebut, Elon Musk menyimpulkan bahwa harga baterai listrik adalah salah satu penyebab mahalnya harga mobil listrik buatan Tesla. Saat in Tesla mendapat suplai baterai dari Panasonic dan CATL, namun ke depan berambisi mendesain dan membuat baterai listrik sendiri, yang akan menggunakan katode nikel menggantikan katode cobalt.

Tujuan utama dari ambisi tersebut adalah membuat baterai yang lebih efisien dan lebih murah untuk membantu menurunkan harga jual mobil listrik .

Dikutip dari sumber resmi pemerintah Indonesia, Indonesia adalah raja nikel dunia. Predikat itu tersandang sejak 2018, setelah merebutnya dari tangan Filipina. Pada 2019, ekspor nikel Indonesia mencapai USD1,7 miliar atau 37,2 persen dari nilai ekspor dunia.

Juara bertahan Filipina terperosok ke posisi ketiga, dengan market share 13 persen, karena disalip oleh pendatang baru Zimbabwe yang dapat meraih 16 persen dari nilai ekspor nikel di pasar global.

Pandemi Covid-19 membuat pelambatan pada pertumbuhan industri nikel di tanah air. Diperkirakan, pada 2020 ini pertumbuhannya masih positif meskipun tipis.

Baca Juga: Batal Ketemu CEO Tesla, Luhut "Putbal" Ke 6 Investor AS

Pada semester I-2020, misalnya, produksi feronikel dari pabrik smelter yang ada di Indonesia dapat mencapai 667 ribu ton, sekitar 60 persen dari produksi tahun 2019.

Feronikel adalah produk terbesar di Indonesia yang digunakan sebagai pelapis produk besi antikarat. Produk lainnya adalah nickel pig iron (NPI), yakni feronikel dengan kandungan nikel lebih rendah dan ada pula nickelmatte, yaitu produk antara (dengan kadar nikel 78 persen) untuk diproses lebih lanjut menjadi feronikel, atau bahan khusus untuk campuran logam di mesin jet, turbin gas industri, kawat resistor listrik, dan banyak produk lainnya.

Adapun nikel-sulfat digunakan sebagai anoda-katoda pada baterai isi ulang.

Indonesia makin mengukuhkan posisinya sebagai raja nikel dunia. Sejak Januari 2020, pemerintah secara resmi melarang ekspor nikel mentah, baik sebagai batuan nikel (nickel ore) maupun bijih nikel, yang kadar nikelnya di bawah tiga persen.

Setidaknya sampai dua dekade ke depan Indonesia berpotensi terus memimpin di pasar ekspor dunia. Cadangan Indonesia yang sudah teregister sekitar 21 juta ton setara nikel murni. Pesaing terdekatnya Australia (20 juta ton), Brazil (11 juta ton), Rusia (6,9 juta ton), Kuba (5,5 juta ton), dan Filipina (4,8 juta ton).




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x