Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Romantisme Bisnis UEA di Balik Nama Jalan Joko Widodo

Kompas.tv - 20 Oktober 2020, 20:04 WIB
romantisme-bisnis-uea-di-balik-nama-jalan-joko-widodo
Presiden Joko Widodo saat ratas di Istana Negara (5/10/2020) (Sumber: Screen Capture Youtube Sekretariat Presiden)
Penulis : Dyah Megasari

Kesepakatan harus jadi pemacu. Memakai data BKPM terbaru, sampai kuartal dua 2020, realisasi investasi Uni Emirat Arab di Indonesia baru USD 10,4 juta atau setara Rp 150,8 miliar (kurs rupiah 14.500).  Semuanya tersebar pada 27 proyek. Realisasi ini masih jaub di bawah perjanjian yang dikantongi pemerintah.

UAE menjadi negara dengan urutan investasi ke 22, di bawah posisi Mauritius. Investasi terbesar Indonesia masih berasal dari Singapura senilai USD 1,9 miliar, dan tersebar di 3.860 proyek.

Apasih proyek atau investasi yang disepakati UAE dan Indonesia?

Pertama Power Purchase Agreement (PPA) antara konsorsium PT PJB Investasi (PT PJBi dan Masdar) dan PT PLN (Persero) dalam “Floating Solar PV PP 145 MWAC“ di Danau Cirata, Jawa Barat, senilai USD 129 juta.

Ke-dua Refinery Investment Principle Agreement (RIPA) antara Mubadala Investment Company dan PT Pertamina (Persero) untuk melanjutkan negosiasi dalam seleksi kemitraan setara untuk PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB)- RDMP RU V senilai USD 5,5 miliar.

Ketiga, kontrak penyediaan LPG antara Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) dan PT Pertamina senilai USD 270 juta. Keempat, Project Execution Agreement-Gresik Container Terminal antara DP World dan PT Pelabuhan Indonesia Maspion senilai USD 1,2 miliar.

Kelima, amendemen Memorandum of Understanding (MoU) antara Emirates Global Aluminium (EGA) dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) senilai USD 71 juta.

Ke-enam, Memorandum of Understanding (MoU) terkait “Evaluate a Potential Crude to Petrochemical Complex Project at Balongan” antara Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) dan PT Pertamina (Persero) dalam hal projek Balongan di Jawa, Barat senilai USD 12,6 miliar.

Ke-tujuh Long Term Naphta Supply Contract antara ADNOC dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk senilai USD 3 miliar. Ke-delapan Memorandum of Understanding (MoU) antara SAAL Operating System-Sole Proprietorship LLC (Saal.ai) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) dalam hal implementasi pendidikan digital untuk K-12 di Indonesia senilai USD 23,5 juta.

Ke-sembilan, Memorandum of Understanding (MoU) & Non-Disclosure Agreement (NDA) antara PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) (RNI) dan TW Container Services Ltd (TWCS) bertajuk “Development of a Custom Bounded Third Party Logistics Park, Dry Port and Inland Container Depot” di Subang, Jawa Barat, senilai USD 100 juta.

Ke-sepuluh, Memorandum of Understanding (MoU) antara Elite Agro LLC, UAE, dan Indonesian Agency for Agricultural Research And Development (IAARD), Kementerian Pertanian RI terkait “Research and Development Collaboration for Agricultural Crops Commercialization” di Lembang, Jawa Barat.

Dan ke-sebelas, Letter of Intent (LoI) antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Lulu Group International terkait optimalisasi penyerapan tenaga kerja di Jawa Barat melalui empowerment dan program capacity building.

Mari kita catat bersama. Komitmen investasi jauh berbeda dengan realisasi investasi. Komitmen masih sebatas janji, realisasi adalah yang ditepati.  (Dyah Megasari)

 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x