Kompas TV bbc bbc indonesia

Organisasi HAM: Tragedi di Stadion Kanjuruhan Tak Cukup Hanya Diselidiki oleh PSSI dan Polri

Kompas.tv - 4 Oktober 2022, 06:30 WIB
organisasi-ham-tragedi-di-stadion-kanjuruhan-tak-cukup-hanya-diselidiki-oleh-pssi-dan-polri
Tabur bunga para mahasiswa sebagai keprihatinan atas tragedi Kanjuruhan. (Sumber: BBC)
Penulis : Redaksi Kompas TV

O rganisasi hak asasi manusia Human Rights Watch (HRW) mengatakan investigasi atas tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, yang menewaskan setidaknya 125 orang "tak cukup jika hanya dilakukan oleh PSSI dan tim bentukan Polri".

Phil Robertson, deputi direktur Asia HRW mengatakan "harus ada tim independen" dan temuannya nanti harus diumumkan secara terbuka.

"Siapa pun yang terlibat dalam bencana ini harus dimintai pertanggungjawaban, tak mempedulikan status atau posisi mereka," kata Robertson, kepada surat kabar The Guardian.

" Tak cukup jika investigasinya hanya dilakukan oleh Polri dan PSSI karena mereka mungkin akan mencoba mengecilkan insiden ini atau mengompromikan pertanggungjawaban dari para anggota Polri (yang terlibat)," tambahnya.

M inky Worden, direktur inisiatif global HRW, mengatakan tragedi di Kanjuruhan sebenarnya bisa dicegah.

" HRW menyerukan investigasi ... (semua yang terlibat) harus diadili," kata Worden.

Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang dibentuk terkait Tragedi Kanjuruhan, diharapkan akan rampung hasil penyelidikannya dalam dua pekan ke depan.

Tim yang terdiri dari berbagai kementerian dan lembaga ini dipimpin oleh Mahfud sendiri.

O rganisasi Amnesty International Indonesia sebelumnya secara kusus menyerukan investigasi independen dan sesegera mungkin atas penggunaan gas air mata di dalam stadion.

"Investigasi independen ... untuk memastikan siapa pun yang diyatakan melakukan pelanggaran diadili secara terbuka dan tak sekadar menerima sanksi administratif," kata Usman Hamid, direktur eksektif Amnesty International Indonesia.

Baik HRW maupun Amnesty mengatakan invesigasi independen diperlukan untuk mencegah kejadian serupa tidak terjadi di masa mendatang.

B aca juga:

Dalam perkembangan lain, Kapolri resmi mencopot Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat terkait tragedi itu serta melakukan penonaktifkan terhadap sembilan anggota Brimob.

Kepolisian sendiri sudah mulai memeriksa 18 anggotanya yang bertanggung jawab menggunakan senjata pelontar gas air mata.

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Dedi Prasetyo mengatakan, ke-18 polisi tersebut masih diperiksa tim inspektorat khusus dan Divisi Propam.

"Sudah dilakukan pemeriksaan terhadap 18 orang anggota yang bertanggung jawab sebagai operator pemegang senjata pelontar. Ini sedang dimintai keterangan dan didalami tim dari Insus maupun Propam," kata Dedi kepada wartawan, Senin (03/10).

Ia melanjutkan anggota polisi yang menjadi bagian manajer keamanan lapangan juga sedang menjalani pemeriksaan.

"Manajer pengamanan lapangan itu dari pangkat perwira sampai dengan pamen (perwira menengah polisi). Sedang didalami," katanya.

Selain itu, kepolisian juga sedang memeriksa saksi-saksi lainnya yaitu Direktur PT LIB Akhmad Hadian Lukita, Ketua PSSI Jawa Timur Ahmad Riyadh, Ketua Panitia Pelaksana Arema FC Abdul Haris, serta Kadispora Jawa Timur Pulung Chausar.

"Akan dimintai keterangannya oleh tim penyidik hari ini," lanjut Dedi.

Sejauh ini, tim dari kepolisian juga memeriksa dan menganalisis 32 titik CCTV di seputar stadion.

"Tim Inafis juga, nanti bekerja sama dengan labfor, setelah kita berhasil menganalisis seluruh CCTV. Tim DVI akan melakukan identifikasi terkait terduga pelaku perusakan, baik di dalam stadion maupun di luar stadion," lanjut Dedi. 

Secara terpisah, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa berjanji segera mengumumkan prajurit yang melakukan kekerasan di Stadion Kanjuruhan.

"Kami di satuan akan telusuri dulu. Biarkan kami tuntaskan sampai dengan besok sore. Kami janji," kata Andika pada Senin (3/10), sebagaimana dikutip kantor berita Antara.

"Kami tidak akan mengarah pada disiplin, tetapi pidana, karena memang itu sudah sangat berlebihan. Itu bukan dalam rangka mempertahankan diri atau yang lain misalnya. Itu bagi saya masuk ke tindak pidana," kata Panglima TNI.

Langkah kepolisian ditempuh setelah pemerintah, melalui Menkopolhukam Mahfud MD, meminta Polri segera menetapkan tersangka dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang yang menelan 125 korban meninggal dan lebih dari 300 luka-luka.

"Adapun tugas atau jangka pendek diminta kepada Polri agar dalam beberapa hari ke depan ini segera mengungkap pelaku yang terlibat tindak pidana ... segera diumumkan siapa pelaku dari ini yang sudah memenuhi syarat untuk ditindak," kata Mahfud MD dalam keterangan pers, Senin (03/10).

Pemerintah juga memerintahkan Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa, untuk mengusut anggotanya yang terlibat dalam tragedi Stadion Kanjuruhan.

"Karena di dalam video-video yang beredar ada juga TNI yang nampaknya melakukan tindakan berlebih dan di luar kewenangannya, apakah video itu benar atau tidak? Panglima TNI akan segera meneliti dan mengumumkannya kepada kita semua," tambah Mahfud MD.

Sementara itu, pemerintah membentuk tim gabungan independen pencari fakta yang terdiri dari perwakilan pemerintah, organisasi profesi sepak bola, akademisi, pengamat, dan media massa.

"Tim Gabungan Independen Pencari Fakta atau TGIPF, yang akan dipimpin langsung oleh Menkopolhukam, yang keanggotaannya paling lama akan ditentukan paling lama dalam 24 jam ke depan," ujar Mahfud MD.

TGIPF ini merupakan salah satu tindaklanjut instruksi Presiden Joko Widodo yang menyerukan agar jajarannya menuntaskan tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 125 orang, dan mengevaluasi penyelenggaraan sepak bola di Indonesia.

Mahfud MD mengatakan TGIPF akan bekerja dan mengumumkan hasil temuannya "dalam dua atau tiga minggu ke depan."

Selain itu, Mahfud MD juga memerintahkan Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali untuk mengundang PSSI, pemilik klub, dan panitia pelaksana daerah.

Undangan ini untuk memastikan aturan pertandingan yang dibuat oleh FIFA dilaksanakan di lapangan. "Bagian dalam upaya evaluasi total," katanya.

Pemerintah juga akan memberikan santunan kepada korban dan keluarga korban, termasuk menanggung seluruh biaya pengobatannya.

"Termasuk di dalamnya trauma healing," jelas Mahfud MD.

Presiden FIFA Gianni Infantino menyebut kejadian pada Sabtu (01/10) menyusul pertandingan antara Arena dan Persebaya itu adalah “hari gelap” dalam sepak bola.

Klub-klub Liga Primer Inggris mengungkap duka sementara Liga Spanyol melakukan mengheningkan cipta untuk korban dalam tragedi yang sejauh ini menyebabkan 125 orang meninggal dan lebih dari 300 luka-luka.

J umlah korban meninggal sempat disebutkan mencapai 174 orang karena ada data yang ganda.

Polisi yang menggambarkan kejadian itu sebagai “kerusuhan” mengatakan mereka melepaskan gas air mata untuk memaksa pendukung kembali ke tribun dan setelah dua polisi meninggal.

Banyak korban yang terinjak-injak dan tak bisa bernapas karena berdesak-desakan, menurut polisi.

Kepolisian juga mengatakan insiden terjadi di gerbang 10 di stadion.

Suara teriakan terdengar saat penonton berusaha keluar termasuk perempuan dan anak-anak, menurut salah satu akun Twitter pendukung.

“Dunia sepak bola terkejut menyusul insiden tragis …,” kata Presiden FIFA Infantino.

“Ini adalah hari gelap dan tragedi yang sulit dibayangkan bagi semua yang terlibat dalam sepak bola… Duka cita untuk keluarga dan rekan-rekan korban,” tambahnya.

Konfederasi Sepak Bola Asia juga menyatakan duka atas jatuhnya korban.

Sejumlah klub Liga Primer, termasuk Arsenal, Liverpool, Manchester City, Manchester United, dan Tottenham Hotspur – melalui cuitan – mengungkap “duka mendalam” atas tragedi ini.

La Liga dan Federasi Sepak Bola Spanyol sepakat klub-klub melakukan mengheningkan cipta selama satu menit sebelum pertandingan hari Minggu (02/10).

Pernyataan dari La Liga menyebutkan mengheningkan cipta dilakukan sebagai “tanda duka cipta kepada rakyat Indonesia, khususnya bagi keluarga korban meninggal dan menghaturkan cepat sembuh bagi yang terluka.”

Para pemain dalam pertandingan Espanyol melawan Valencia mengheningkan cipta atas tragedi sebelum kickoff.

Asosiasi sepak bola Jerman dan Serie A Italia juga mengungkap duka cita melalui Twitter.

B aca juga:

PSSI melalui Sekretaris Jenderal Yunus Nusi mengatakan organisasinya telah “berkomunikasi terus-menerus” dengan FIFA terkait tragedi ini.

“Pagi tadi kami sudah menyampaikan laporannya karena FIFA juga meminta laporan,” kata Yunus.

Sejauh ini, sebut dia, belum ada keputusan soal sanksi kepada PSSI atau Indonesia.

“FIFA dalam mengambil keputusan tidak terburu-buru. Bisa saja, kalau dipandang perlu, FIFA berkunjung ke Indonesia untuk melihat dan mendengarkan apa yang terjadi dalam Tragedi Kanjuruhan,” sebut Yunus.

Dalam kesempatan sama, Yunus juga mengatakan kejadian begitu cepat, sehingga pihak keamanan mengambil langkah tertentu - termasuk menembakkan gas air mata untuk mengendalikan massa.

“Sangat begitu cepat kejadian itu sehingga pihak keamanan mengambil langkah, yang tentu dari pihak keamanan telah dipikirkan dengan baik," sebutnya.

Presiden Joko Widodo pada Minggu (02/10) memerintahkan Kapolri Listyo Sigit Prabowo untuk "mengusut tuntas kasus ini".

Jokowi telah memerintahkan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan dan Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali untuk "melakukan evaluasi menyeluruh tentang pelaksanaan pertandingan sepak bola dan juga prosedur pengamanan penyelenggaraannya."

Sementara ini, kata Presiden Jokowi, Liga 1 akan dihentikan sampai evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan penyelenggaraannya.

"Jangan sampai ada lagi tragedi kemanusiaan seperti ini, di masa yang akan datang," tambah Presiden Jokowi.

Presiden juga telah memerintahkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa untuk memantau korban luka.

"Khusus pelayanan medis bagi korban, yang sedang dirawat di rumah sakit agar mendapatkan pelayanan terbaik," kata presiden.

Terbesar kedua dalam sejarah

Korban jiwa dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan ini menjadi bencana terbesar kedua dalam sejarah sepak bola global.

Pada 1964, sebanyak 328 orang meninggal dunia di Stadion Estadio Nacional di Lima, Peru, dalam pertandingan antara Peru dengan Argentina - juga setelah polisi menembakkan gas air mata yang menyebabkan eksodus massal.

' Bukan bentrok antarsuporter'

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menyebutkan kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada Sabtu (01/10) bukanlah bentrok antarsuporter.

“Sebab pada pertandingan itu suporter Persebaya tidak boleh ikut menonton. Suporter di lapangan hanya dari Arema,” kata Mahfud dalam keterangannya pada Minggu (02/10).

"Para korban pada umumnya meninggal karena desak-desakan, saling himpit, dan terinjak-injak, serta sesak nafas. Tak ada korban pemukulan atau penganiayaan antarsuporter," lanjut dia.

Mahfud juga menyebut pertandingan dilaksanakan malam hari, meski sudah diusulkan agar digelar sore hari, menampung penonton yang lebih banyak dari kapasitas Stadion Kanjuruhan.

"Tapi usul-usul itu tidak dilakukan oleh panitia yang tampak sangat bersemangat. Pertandingan tetap dilangsungkan malam, dan tiket yang dicetak jumlahnya 42 ribu," ungkap Mahfud.

B aca juga:

Apa respons Arema FC dan Persebaya?

Manajemen Arema FC menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga korban akibat kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang, Sabtu kemarin. 

"Manajemen siap menerima saran masukan dalam penanganan pasca musibah agar banyak yang diselamatkan," kata Ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris.

Mereka mengatakan, turut bertanggung jawab atas penanganan korban “baik yang telah meninggal dunia dan yang luka-luka”, dalam keterangan resminya di situs mereka pada Minggu (02/10).

Sementara itu, Persebaya melalui Twitter mengucapkan duka cita kepada korban jiwa.

Apa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan?

Stadion Kanjuruhan menjadi tuan rumah laga pekan ke-11 Liga 1 2022-20233 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10/2022).

Namun, gol Sho Yamamoto pada menit ke-51, memastikan Arema kalah di hadapan Persebaya dengan skor 2-3.

Hasil pertandingan derbi Jatim ini ternyata tidak bisa diterima sebagian pendukung Arema FC dan beberapa di antara mereka turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial.

Mereka berhamburan masuk ke lapangan dengan meloncati pagar, sebagaimana dilaporkan Kompas.com.

Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain.

Petugas pun melepaskan gas air mata.

"Karena gas air mata itu, mereka pergi ke luar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak napas, kekurangan oksigen," kata Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta, seperti dikutip kantor berita Antara.

"Kami juga ingin menyampaikan bahwa dari 40.000 penonton yang hadir kurang lebih, tidak semuanya anarkis, tidak semuanya kecewa, hanya sebagian yaitu sekitar 3 ribuan yang masuk turun ke tengah lapangan. Sedangkan yang lainnya tetap di atas (tribun)," kata Nico.

Hingga Minggu siang, jumlah korban meninggal dunia dilaporkan sebanyak 174 orang, menurut Kadinkes Kabupaten Malang, Wiyanto Widodo dalam wawancara media.

Nico menjelaskan sebanyak 34 orang dilaporkan meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, sementara sisanya meninggal saat mendapatkan pertolongan di sejumlah rumah sakit setempat.

Menurutnya, hingga saat ini terdapat kurang lebih 180 orang yang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit tersebut.

Selain korban meninggal dunia, tercatat ada 13 unit kendaraan yang mengalami kerusakan, 10 di antaranya merupakan kendaraan Polri.

Di media sosial, video ketika massa turun ke area lapangan dan polisi melakukan tindakan pengamanan beredar luas.

Seorang saksi mata, Dwi, kepada Kompas menceritakan detik-detik terjadinya peristiwa kelam itu. 

Dwi mengaku melihat banyak orang terinjak-injak usai gas air mata ditembakkan polisi ke arah tribun penonton.

"Selain itu saya lihat ada banyak orang terinjak-injak, saat suporter berlarian akibat tembakan gas air mata," ujarnya, Sabtu.

A pa kata PSSI dan Kemenpora?

"PSSI menyesalkan tindakan suporter Aremania di Stadion Kanjuruhan. Kami berduka cita dan meminta maaf kepada keluarga korban serta semua pihak atas insiden tersebut,” tulis Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan melalui keterangan resmi di situsnya.

PSSI, sebutnya, “langsung membentuk tim investigasi dan segera berangkat ke Malang”, selain juga “mendukung kepolisian untuk menyelidiki kasus ini”.

Karena tragedi ini, kompetisi Liga 1 2022/2023 dihentikan selama sepekan dan Arema FC dilarang menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi, sebut Iriawan.

Di hari yang sama, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali berjanji akan mengevaluasi kondisi keamanan dalam pertandingan sepakbola dan mempertimbangkan laga digelar tanpa penonton, seperti dilaporkan Reuters.

"Ini harus diinvestigasi, tak bisa dibiarkan, dan harus menjadi yang terakhir," kata Menpora Amali kepada Kompas TV dalam program Breaking News.

"Ini sangat memprihatinkan kita semua. Kita turut berduka cita atas musibah ini, di tengah kita sedang mempersiapkan diri untuk melakukan kegiatan-kegiatan sepak bola yang bahkan untuk tingkat dunia," kata dia.

Aturan FIFA tentang gas air mata

Dalam Stadium Safety and Security Regulation Pasal 19, badan sepak bola dunia FIFA menetapkan petugas keamanan atau polisi tidak boleh membawa senjata api atau “gas pengendali massa” dalam pertandingan sepak bola.

Polda Jawa Timur tidak menjawab pertanyaan tentang apakah pihaknya mengetahui aturan ini, lapor Reuters.

Namun dalam keterangannya kepada pers pada Minggu (02/10), Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta berkata massa telah anarkis.

“Mereka menyerang petugas, merusak mobil,” kata Nico, setelah Arema kalah dari Persebaya, sehingga polisi menembakkan gas air mata untuk “mengontrol situasi”.

Menurut Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBH), ada dugaan penggunaan kekuatan yang berlebihan (excessive use force) melalui penggunaan gas air mata dan pengendalian masa yang tidak sesuai prosedur ini menjadi penyebab banyaknya korban jiwa.

“Seluruh pihak yang berkepentingan harus melakukan upaya penyelidikan dan evaluasi yang menyeluruh terhadap pertandingan ini,” kata YLBHI dalam siaran persnya.

 






Sumber : BBC


BERITA LAINNYA



Close Ads x