Kompas TV nasional peristiwa

Muhammadiyah dan NU Kompak Mundur dari POP Kemendikbud, Begini Kata Pengamat

Kompas.tv - 23 Juli 2020, 13:43 WIB
muhammadiyah-dan-nu-kompak-mundur-dari-pop-kemendikbud-begini-kata-pengamat
Ilustrasi sebagian gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia (Sumber: kemdikbud.go.id)
Penulis : Deni Muliya

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah meluncurkan Program Organisasi Penggerak (PO) sejak Maret lalu.

POP merupakan bagian dari program "Merdeka Belajar" Kemendikbud yang fokus mencapai hasil belajar siswa dalam peningkatan numerasi, literasi, dan karakter.

Tapi Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyatakan mundur dari partisipasi aktif dalam POP tersebut.

Ormas besar Islam lainnya, Nahdlatul Ulama (NU) juga akhirnya menyatakan mengundurkan diri.

Pengamat Ekonomi-Politik dan Sosial-Budaya Fachry Ali menanggapi mundurnya dua ormas besar Islam itu dalam akun media sosialnya.

Baca Juga: Muhammadiyah Mundur dari Program Organisasi Penggerak Kemendikbud Karena Tiga Pertimbangan Ini

Fachry menyebutkan, kini Muhammadiyah dan NU keluar dari program "Pendidikan Merdeka" karena Menteri Pendidikan (Mendikbud Nadiem Makarim) memberikan dana hibah Rp 20 milyar kepada Sampurna (Sampoerna) Foundation dan Tanoto Foundation per tahun.

Penggalan pernyataan Fachry itu dilengkapi dengan penjelasan secara utuh dalam akun sosial medianya sebagai berikut:

"Ketika keluar dari istana, sehabis dipanggil presiden terpilih, akhir 2019, calon menteri pendidikan yang masih muda belia itu berkata kpd wartawan: "Saya tdk tahu masa lalu. Tapi saya tahu masa depan". Lalu ia pulang naik ojek. Kini, Muhammadiyah dan NU keluar dari program "Pendidikan Merdeka" karena Menteri Pendidikan memberikan dana hibah Rp 20 milyar kpd masing2 Sampurna Foundation dan Tanoto Foundation pertahun. Menteri Pendidikan benar2 membuktikan tdk tahu masa lalu. Bahwa Muhammadiyah dan NU telah melakukan pendidikan rakyat jelata jauh sebelum Indonesia ada. Sementara Sampurna Foundation dan Tanoto Foundation baru lahir beberapa "menit" lalu untuk ukuran masa panjang pengabdian Muhammadiyah dan NU mencerdaskan anak2 bangsa. Ironi orang tak mengerti masa lalu. Saya perintahkan Menteri Pendidikan belajar sejarah!!!!"

Baca Juga: Kemendikbud Stop Tunjangan Profesi, Forum Guru Ngadu ke DPR, Apa Saja yang Dihentikan?

Sebagaimana diketahui, Program POP itu diharapkan akan mendorong hadirnya Sekolah Penggerak yang berkelanjutan dengan melibatkan peran serta organisasi.

Fokus utamanya adalah peningkatan kualitas guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x