Kompas TV tekno aplikasi

Potensi Besar Industri Logistik Via Laut Berbantu Teknologi Digital

Kompas.tv - 8 Juli 2020, 14:25 WIB
potensi-besar-industri-logistik-via-laut-berbantu-teknologi-digital
Ilustrasi: kapal logistik barang. (Sumber: KOMPAS.COM/SHUTTERSTOCK)
Penulis : Fadhilah

KOMPAS.TV - Teknologi online untuk angkutan barang via laut semakin canggih. Salah satunya yakni aplikasi Prahu-Hub yang terus berupaya mengedukasi masyarakat mengenai manfaat teknologi online untuk angkutan barang via laut.

Pada sesi webinar interaktif tentang solusi logistik via laut di tengah pandemi, Founder Prahu-Hub Benny Sukamto mengungkapkan, pertumbuhan dan pergerakan logistik di Indonesia masih sangat besar pasarnya. Hal itu karena jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar yakni kini mencapai sekitar 267 juta jiwa.

Selain itu, wilayah Indonesia juga sangat luas dengan bentuk negara kepulauan dan ditambah lagi adanya potensi produk asli dalam negeri yang dipasarkan melalui e-commerce semakin marak.

“Ini menjadikan logistik digital menjadi salah satu solusi alternatif shipment yang menjanjikan untuk membantu mendorong potensi daerah,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Rabu (8/7/2020).

Kemudian di tengah pandemi Covid-19 ini, menurut Benny, solusi logistik yang aman dan terjangkau tentu sangat dibutuhkan untuk bersama saling mendorong perekonomian Tanah Air.

“Kami berharap kedepannya kolaborasi antar pelaku terkait dapat terjadi dan berdampak positif terhadap kelangsungan bisnis selama pandemi dan new normal,” tutur Benny.

Baca Juga: Aksi Pasukan Marinir Latihan Operasi Amfibi di Laut Jawa

Teknologi Logistik Laut

Selain itu, dengan kondisi pelabuhan yang semakin banyak, infrastruktur dan sistem yang kurang memadai serta keterbatasan akses, hal ini membuat agen logistik di Indonesia tidak memiliki standarisasi kerja.

Benny menerangkan, Prahu-Hub sebagai digital logistic platform hadir dengan menggandeng potensial agen logistik daerah dan melakukan pelatihan Standard Operating Procedure (SOP) yang ketat.

“Dengan demikian, pengguna jasa akan mendapat service dengan standar yang dapat dipertanggungjawabkan,” jelas Benny.

Lahirnya Prahu-Hub, lanjut Benny, berawal dari keprihatinan atas fakta bahwa pengiriman domestik ternyata jauh lebih mahal dari pengiriman internasional.

Dia mencontohkan, misalnya, dengan jarak hampir sama (4000 km), pengiriman dari Tanjung Perak (Surabaya) ke Qingdao (China) USD 365/40’ (Rp 5,1 jutaan dengan Rp. 14.000/USD) dibandingkan dengan Tanjung Perak (Surabaya) ke Merauke (Papua) adalah US 1.207/40’ (Rp 16,9 juta).

Padahal Kementerian Perhubungan berkomitmen untuk menurunkan biaya logistik yang saat ini mencapai 24 persen dari produk domestik bruto (PDB) menjadi 16 persen sesuai yang diamanatkan oleh Sistem Logistik Nasional (Sislognas).

“Sempat terpikir, bagaimana Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri dengan biaya logistik setinggi itu? meski kami sadar bahwa hal ini bukan terjadi atas salah siapapun melainkan karena kondisi yang ada, misal integrasi para pelaku usaha dan pihak terkait, infrastruktur belum memadai, ketidakseimbangan demand dan supply, serta data dan sistem informasi logistik yang belum terintegrasi. Namun pada akhirnya, bila kita mau situasi ini berubah, maka kita harus berani memulai”, jelas Benny.

Diketahui, Prahu-Hub yang dinaungi PT. Aplikasi Tepat Guna resmi dikenal sebagai aplikasi digital logistic platform yang mempertemukan pengirim barang dan penyedia pengiriman menggunakan peti kemas melalui jalur laut pada wilayah Indonesia. 

Baca Juga: Jenderal Polisi Dilaporkan, Diduga Hilangkan Barang Bukti Kasus Penyiraman Air Keras Novel Baswedan

 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x