Kompas TV nasional berita kompas tv

Deretan Menteri Jokowi yang Paling Banyak Dapat Komentar Nyelekit Terkait Virus Corona

Kompas.tv - 26 April 2020, 20:18 WIB
deretan-menteri-jokowi-yang-paling-banyak-dapat-komentar-nyelekit-terkait-virus-corona
Presiden RI, Joko Widodo memperkenalkan menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju dan pejabat setingkat menteri sebelum pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2019). (Sumber: KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)
Penulis : Fadhilah

KOMPAS.TV - Penanganan virus corona (Covid-19) di Indonesia tampaknya belum maksimal. Hal tersebut terlihat dari kinerja Kabinet Indonesia Maju yang kerap membuat bingung masyarakat.

Deretan menteri Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun sering kali mendapat cibiran hingga lebih banyak sentimen negatif dari warga, khususnya warganet di berbagai media sosial.

Komentar-komentar nyelekit tersebut datang karena beberapa kebijakan yang membingungkan bahkan cenderung tidak sinkron antar-kementerian terhadap penanganan virus corona (Covid-19) di Indonesia.

Hal tersebut berdasarkan hasil riset yang dilakukan Institute for Development of Economics and Finance (Indef) sebagaimana dilansir dari Kompas.com.

Baca Juga: 3 Menteri Jokowi ini Mendapat Sentimen Negatif Terkait Corona

Dalam hasil risetnya, Indef mengungkap bahwa setidaknya terdapat menteri yang paling banyak mendapat sentimen negatif dan 1 menteri mendapat sentimen positif.

Hasil riset yang diambil dari tanggal 27 Maret - 5 April 2020 menggunakan big data yang menjaring percakapan di media sosial tentang individu penjabat dan jajaran pemerintahan dengan menghilangkan buzzer.

Analisis menunjukkan, dari 476.696 perbincangan yang mencakup 397.246 orang di media sosial dalam periode waktu tersebut menghasilkan 32,23 persen sentimen positif dan 67,77 persen sentimen negatif.

Berikut ini 3 menteri Jokowi yang kerap dapat sentimen negatif dari publik.

1. Yasonna Laoly

Menteri Hukum dan HAM RI, Yasonna Laoly mendapat sentimen negatif dari warganet karena kebijakannya yang menuai kontroversi selama pandemi virus corona berlangsung.

Kebijakan Yasonna yang kerap disebut "blunder" adalah pembebasan napi dan koruptor. Pemerintah beranggapan, napi yang tetap berada dalam sel membuatnya rentan terhadap virus corona. Namun, warganet menilai kebijakan itu tidak efektif.

Napi asimilasi tersebut sering melakukan kejahatan kembali karena sulitnya ekonomi di masa virus corona.

Kemenkumhan kembali berpendapat, jumlah napi yang kembali berbuat kriminal kembali hanya 0,05 persen dari sekitar 38.000 napi yang telah dibebaskan.

Akibat kebijakan itu, Yasonna mendapat 81 persen sentimen negatif dari 6.895 perbincangan.

Baca Juga: Yasonna akan Bebaskan Koruptor dan Napi Narkotika Bersama 30.000 Tahanan Lain akibat Corona

2. Luhut Binsar Pandjaitan



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x