Kompas TV internasional kompas dunia

Bos Tentara Bayaran Wagner Akui Alami Kemunduran di Ukraina, Sebut Kuburan Anggotanya Bertambah

Kompas.tv - 7 April 2023, 12:19 WIB
bos-tentara-bayaran-wagner-akui-alami-kemunduran-di-ukraina-sebut-kuburan-anggotanya-bertambah
Pemimpin tentara bayaran Rusia Wagner, Yevgeny Prigozhin. (Sumber: Sergei Ilnitsky/Pool EPA)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Desy Afrianti

MOSKOW, KOMPAS.TV - Bos tentara bayaran Rusia Wagner, Yevgeny Prigozhin mengaku alami kemunduran di Ukraina.

Ia menegaskan saat ini kuburan pasukannya di Ukraina semakin bertambah.

Pasukan Wagner menjadi ujung tombak serangan di timur Ukraina, termasuk Bakhmut.

Pertempuran di Bakmuth pun menjadi yang paling berdarah dan terlama selama invasi Rusia di Ukraina.

Baca Juga: Musuh Israel Minta Indonesia dan OKI Rapat Darurat Bahas Situasi Palestina, Ini yang Diharapkan

Kedua pihak pun sama-sama mengalami kerugian di Bakhmut.

Berdasarkan video yang beredar memperlihatkan Prigozhin berdiri di depan puluhan kuburan dengan salib kayu dan karangan bunga.

“Mereka terus mengubur pejuang Wagner di sini, hari ini sama sekali tak ada masalah,” kata Prigozhin dikutip dari The Moscow Times, Kamis (6/4/2023).

Ia pun mengakui bahwa kondisi pemakaman dari pasukannya terus bertambah.

“Mereka yang berjuang terkadang mati. Itulah bagaimana hidup bekerja,” ujarnya.

Otoritas Rusia sendiri tak memberikan estimasi terbaru atas jumlah pasukannya yang tewas sejak September 2022.


 

Ketika itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengunhgkapkan angka korban tewas adalah 5.973.

Baca Juga: Israel Dibela AS Usai Tembakkan Roket Balasan ke Lebanon dan Gaza: Hak Israel untuk Bela Diri

Jumlah ini tidak termasuk pejuang Wagner, yang bukan merupakan bagian dari tentara resmi Rusia.

Perkiraan Barat menunjukkan sekitar 150.000 tewas, dan terluka di setiap sisi.

Prigozhin sendiri sebelumnya mendapat izin dari Presiden Rusia, Vladimir Putin untuk merekrut tahanan di Rusia untuk menjadi tambahan pasukannya.

Ia menjanjikan adanya pengampunan ketika mereka kembali ke Rusia, jika mampu selamat dari perang ini.



Sumber : The Moscow Times


BERITA LAINNYA



Close Ads x