Kompas TV nasional agama

Tarawih Ramadan 2023 dan Hari Raya Nyepi Bersamaan, Muhammadiyah Bali Beri Saran Ini

Kompas.tv - 8 Maret 2023, 14:23 WIB
tarawih-ramadan-2023-dan-hari-raya-nyepi-bersamaan-muhammadiyah-bali-beri-saran-ini
Ilustrasi. Hari Raya Nyepi dan ibadah saat tarawih Ramadan 2023 berpotensi bersamaan. (Sumber: Tribun Travel)
Penulis : Dian Nita | Editor : Iman Firdaus

BALI, KOMPAS.TV - Potensi Hari Raya Nyepi dan pelaksanaan salat tarawih Ramadan 2023 jatuh di hari yang sama, Muhammadiyah Bali memberi saran agar umat Hindu dan Islam di Pulau Dewata itu bisa melaksanakan ibadah dengan nyaman.

Diketahui, Muhammadiyah telah menetapkan awal puasa Ramadan 1444 Hijriah jatuh pada Kamis, 23 Maret 2023. Oleh karena itu, tarawih dilaksanakan Rabu malam, 22 Maret 2023.

Sementara 22 Maret juga bertepatan dengan Hari Raya Nyepi, di mana pemeluk agama Hindu tidak boleh keluar rumah, menyalakan api atau lampu, melakukan kegiatan fisik, dan menikmati hiburan atau rekreasi.

Oleh karena itu, Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Provinsi Bali Muhammad Saffaruddin menyarankan warga Muslim di Bali yang hendak melaksanakan tarawih mengatur pelaksanaan ibadah agar tidak mengganggu ritual Nyepi.

Baca Juga: Sidang Isbat Kemenag Penentuan Awal Puasa Ramadan 2023 Digelar 22 Maret, Ini Tahapannya

Ia mengakui, pelaksanaan tarawih perdana bertepatan dengan Hari Suci Nyepi belum pernah terjadi sebelumnya dan baru pertama kali ini terjadi nanti.

Namun, kata Dia, beberapa waktu lalu pernah pelaksanaan prosesi Nyepi bersamaan dengan Salat Jumat. Saat itu, MUI dan Kementerian Agama mengimbau agar jemaah salat Jumat jalan kaki dan tidak menggunakan suara kencang.


 

Berangkat dari situlah, Saffarudin menyarankan, ibadah tarawih pertama Ramadan 2023 yang bertepatan dengan Hari Raya Nyepi dilakukan di rumah saja, terlebih bagi mereka yang jauh dari masjid.

"Tapi bilamana dekat, dan masjid atau musala itu menyelenggarakan salat berjamaah serta dapat izin aparat setempat tidak jadi masalah. Dengan catatan bisa diselenggarakan tanpa ada hal-hal yang bisa bersinggungan (mengganggu)," kata Saffarudin, Rabu (8/3/2023) dikutip dari Antara.

Selain itu, apabila diizinkan pemerintah setempat, salat tarawih berjamaah di masjid juga bisa dengan mengatur pencahayaan dan penggunaan pengeras suara agar tidak mengganggu pelaksanaan prosesi Nyepi. 

Baca Juga: Jelang Ramadan, Harga Bawang Putih dan Cabai Rawit Naik di Bandung Jawa Barat

"Nanti kan tarawih perdana mau tidak mau malam hari. Kita tetap harus bisa menghormati, kan gelap, mungkin menggunakan pencahayaan yang tidak menyorot ke luar," ucap Saffaruddin.

Nantinya, lanjut Saffaruddin, masjid dan musala yang menyelenggarakan salat berjamaah pada Hari Suci Nyepi akan didata agar bisa dipantau.

"Kalau tarawih perdana biasanya (jamaah) membludak. Jam biasanya dari 19.30 WITA sudah bersiap dan selesainya kurang lebih jam 21.00 WITA," katanya.

Dia mengemukakan pentingnya toleransi untuk menjaga hubungan baik antar-umat beragama.

"Kepada pemerintah daerah juga kami harap bisa tetap solid, memberikan peluang, (umat) Hindu bisa Nyepi dengan tenang dan Muslim bisa diberikan keleluasaan beribadah," tuturnya.



Sumber : Kompas TV, Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x