Kompas TV nasional politik

Pengamat Sebut Perlu Kiai Senior untuk Islah PBNU dan PKB, Agar Gesekan Tak Meluas

Kompas.tv - 7 Februari 2023, 16:12 WIB
pengamat-sebut-perlu-kiai-senior-untuk-islah-pbnu-dan-pkb-agar-gesekan-tak-meluas
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Pengamat menyebut perselisihan antara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan pengurus pusat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tidak bisa dibiarkan karena dikhawatirkan mengganggu stabilitas. (Sumber: Humas DPP PKB. )
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Direktur Eksekutif Trias Politika Agung Baskoro berpendapat perselisihan antara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan pengurus pusat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tidak bisa dibiarkan karena dikhawatirkan mengganggu stabilitas di tahun politik 2024.

Menurutnya, yang dikhawatirkan dari perselisihan tersebut bukan hanya tentang berpindahnya suara pemilih.

"Sesungguhnya yang dikhawatirkan bukan sekedar soal suara pemilih yang akan berpindah, karena PKB selama ini memang identik dengan PBNU," kata dia, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (7/2/2023).

Jika perselisihan antara elite PBNU dan PKB dibiarkan, dikhawatirkan akan terjadi gesekan politik atau konflik terbuka.

Baca Juga: Cak Imin Akan Ajak Golkar Gabung Koalisi PKB-Gerindra, Bagaimana dengan KIB?

"Gesekan politik atau konflik terbuka secara intensif antar keduanya yang dikhawatirkan terjadi jelang 2024 yang membutuhkan stabilitas nasional yang baik," ucap Agung.

Untuk menyudahi perselisihan atau melakukan islah antara para elite PBNU dan PKB, lanjut dia,   mesti melibatkan para kiai senior yang dihormati kedua belah pihak.

"Jalan islah antar elit dalam konteks ini Ketum PBNU dengan Ketum PKB perlu dirajut oleh kiai-kiai senior yang dianggap netral agar eksesnya tak meluas," ujar Agung.


 

PKB, lanjut dia, juga harus menghormati sikap PBNU yang memposisikan diri merangkul semua golongan menjelang Pemilu 2024 mendatang.

"Artinya di luar ada pihak yang terlibat untuk memediasi, PKB perlu menahan diri untuk menghormati pilihan sikap PBNU yang hari ini ingin menjadi 'Rumah bagi Semua Partai'.”



Sumber : Kompas.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x