Kompas TV nasional kesehatan

Ahli Toksikologi: Tembakau Alternatif Mampu Menekan Risiko Kesehatan Dibandingkan Rokok

Kompas.tv - 30 Januari 2023, 06:10 WIB
ahli-toksikologi-tembakau-alternatif-mampu-menekan-risiko-kesehatan-dibandingkan-rokok
Ilustrasi berhenti merokok larangan merokok. (Sumber: Pixabay)
Penulis : Kiki Luqman | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV - Hasil kajian systematic literature review yang dilakukan Unair, produk tembakau alternatif mampu menekan risiko kesehatan dibandingkan rokok.

Dalam kajian tersebut, hal ini dikarenakan tembakau alternatif memiliki perbedaan signifikan terkait senyawa kimia berbahaya dan berpotensi berbahaya sebagai hasil dari perbedaan cara penggunaannya.

Ahli toksikologi dan dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair) Shoim Hidayat mengatakan, produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik (vape), produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin memiliki profil risiko yang jauh lebih rendah daripada rokok.

"Kajian ilmiah membuktikan bahwa produk hasil pengembangan inovasi dan teknologi ini dapat dijadikan alternatif bagi perokok dewasa yang sulit berhenti dari kebiasaan merokok," katanya dikutip dari Antara Minggu (29/1/2023).

Baca Juga: Bea Cukai Kediri Gagalkan Pengiriman Ratusan Ribu Rokok Ilegal

Produk tembakau alternatif tidak dibakar yang dimaksud adalah rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan atau menerapkan sistem pemanasan dengan suhu terkontrol sehingga hanya menghasilkan uap atau aerosol, bukan asap seperti pada rokok.

Kemudain uap yang dihasilkan dari produk tembakau alternatif tidak mengandung partikel padat.

"Berkat sistem pemanasan tersebut, produk tembakau alternatif mampu mengurangi risiko hingga 90 persen - 95 persen lebih rendah bagi perokok dewasa. Jadi, kalau masih ada yang menilai produk ini sama berbahayanya dengan rokok, itu suatu kekeliruan," jelas Shoim.

Ia juga menjelaskan asap rokok yang dihasilkan dari proses pembakaran terdiri dari air sebanyak 31 persen, sementara sisanya terdiri dari nikotin, gliserol, dan zat berbahaya ataupun berpotensi berbahaya termasuk TAR yang bersifat karsinogenik.

Berdasarkan data National Cancer Institute Amerika Serikat, TAR yang merupakan hasil dari pembakaran rokok, mengandung berbagai senyawa karsinogenik yang dapat memicu kanker.

"Sebagai antisipasi, perokok aktif bisa mengurangi bahaya dengan beralih ke produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik atau produk tembakau yang dipanaskan. Produk-produk tersebut tidak melalui proses pembakaran sehingga tidak asap yang mengandung TAR. Produk tembakau alternatif hanya melalui proses pemanasan dan menghasilkan uap air (aerosol)," ujar Shoim.

Shoim mengatakan produk alternatif yang dikembangkan berdasarkan penelitian ilmiah dan pengembangan teknologi terkini ini memiliki kadar bahaya yang lebih rendah dibandingkan rokok.

Baca Juga: Wapres soal Rokok Elektrik: Akan Dikaji, Kalau Bahaya Pasti Dilarang


 



Sumber : Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x