Kompas TV nasional politik

Demokrat: Proporsional Tertutup Tak Efektif Cegah Politik Uang, Bisa Terjadi di Internal Parpol

Kompas.tv - 6 Januari 2023, 20:58 WIB
demokrat-proporsional-tertutup-tak-efektif-cegah-politik-uang-bisa-terjadi-di-internal-parpol
Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menilai sistem pemilu proporsional tertutup atau coblos partai, tidak efektif untuk mencegah politik uang. (Sumber: Istimewa)
Penulis : Isnaya Helmi | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV - Partai Demokrat menilai sistem pemilu proporsional tertutup atau coblos partai, tidak efektif untuk mencegah terjadinya politik uang.

Seperti diketahui, Undang-Undang Pemilu yang mengatur sistem pemilu proporsional terbuka tengah digugat ke Mahkamah Konstitusi (MK). Apabila dikabulkan, sistem proporsional tertutup berpotensi diberlakukan. 

Kepala Badan Komunikasi Stratgis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan proporsional tertutup tidak mengatasi permasalahan yang ada saat ini, termasuk praktik politik uang atau money politics.

"Bagi kami, kembali ke sistem proporsional tertutup tidak mengatasi permasalahan yang ada saat ini, misalnya katakanlah alasannya politik uang," kata Herzaky dalam Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Jumat (6/1/2023).

Pasalnya, menurut dia, politik uang tidak hanya bisa terjadi pada sistem proporsional terbuka, tetap juga pada sistem proporsional tertutup.

Pada sistem proporsional tertutup, kata dia, permainan politik uang dapat terjadi di tingkat elite partai.

"Kalau tertutup, politik uangnya bisa jadi di internal partai, berebut habis-habisan untuk menjadi nomor satu," jelasnya. 

"Kami tidak ingin keluar jalur, pertama masalahnya apa, namun penyelesaiannya keliru."

Dia juga mengatakan saat ini Indonesia sudah masuk pada tahun politik, sehingga semua pihak diminta untuk fokus ke Pemilu 2024 dengan sistem yang sudah ada yakni proporsional terbuka. 

Baca Juga: KPU Akan Jelaskan Kajian Soal Pemilu Proporsional Terbuka dan Tertutup di Sidang MK




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x