Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Ukraina Imbau Warga untuk Tinggalkan Kherson dan Myoklaiv Sebelum Musim Dingin

Kompas.tv - 22 November 2022, 07:17 WIB
ukraina-imbau-warga-untuk-tinggalkan-kherson-dan-myoklaiv-sebelum-musim-dingin
Warga Kherson mengambil air dari sungai Dnieper untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pemerintah Ukraina mengimbau warga untuk meninggalkan Kherson karena krisis energi yang mereka hadapi. (Sumber: The Associated Press)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Desy Afrianti

KIEV, KOMPAS.TV - Pemerintah Ukraina mengevakuasi warga sipil dari wilayah Kherson dan Mykolaiv yang baru-baru ini direbut dari Rusia. Mereka khawatir akan kekurangan energi untuk pemanas, listrik, dan air ketika menghadapi musim dingin yang akan segera tiba. 

Pemerintah Ukraina mendesak penduduk untuk pindah ke wilayah yang lebih aman, Senin (21/11/2022). Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk mengatakan bahwa pemerintah akan menyediakan transportasi, akomodasi dan perawatan medis dengan memprioritaskan perempuan, anak-anak, orang sakit dan lanjut usia.

Vereshchuk bulan lalu meminta warga yang sekarang tinggal di luar negeri untuk tidak kembali ke Ukraina selama musim dingin untuk menghemat listrik. Pejabat lain juga mengimbau agar penduduk di Kiev atau di tempat lain yang memiliki sumber daya untuk meninggalkan Ukraina selama beberapa bulan ke depan untuk menghemat energi.

Evakuasi telah berlangsung selama lebih dari seminggu setelah Ukraina merebut kembali kota Kherson, yang berada di tepi barat Sungai Dnieper dan daerah sekitarnya dengan pertempuran besar. Sejak itu, menjelang musim dingin, penduduk dan pemerintah sama-sama menyadari betapa banyak kekuatan dan infrastruktur lain yang dirusak atau dihancurkan Rusia sebelum mundur.

Baca Juga: Kremlin Berang Sekelompok Tawanan Rusia Diduga Dieksekusi Ukraina: Cari Pelakunya Sampai Ketemu!

Ukraina terkenal dengan cuaca musim dinginnya yang brutal, dan kini salju telah mulai menutupi Kiev dan beberapa bagian lain negara itu.

Pasukan Rusia memperkuat garis pertahanan mereka di sepanjang tepi timur Sungai Dnieper, karena khawatir pasukan Ukraina akan masuk lebih dalam ke wilayah tersebut. Dalam minggu-minggu sebelum serangan balasan Ukraina berhasil, otoritas yang dipasang Rusia merelokasi puluhan ribu penduduk kota Kherson ke daerah-daerah yang dikuasai Rusia.


 

Pada hari Senin, pihak berwenang Rusia mendesak penduduk lain untuk mengevakuasi daerah di tepi timur sungai yang sekarang dikendalikan Moskow, dengan alasan pertempuran sengit yang terjadi di distrik Kakhovskiy Kherson.
Rusia telah menggempur jaringan listrik Ukraina dan infrastruktur lainnya dari udara selama berminggu-minggu.

Serangan ini menyebabkan pemadaman listrik yang meluas dan menyebabkan jutaan warga Ukraina harus hidup tanpa listrik, panas, dan air.

WHO menyampaikan peringatan mengerikan pada hari Senin tentang dampak krisis energi terhadap manusia di Ukraina.

“Musim dingin ini akan mengancam jiwa jutaan orang di Ukraina,” kata direktur regional WHO untuk Eropa, Dr. Hans Henri P. Kluge. “Serangan terhadap infrastruktur kesehatan dan energi berarti ratusan rumah sakit dan fasilitas kesehatan tidak dapat beroperasi penuh, kekurangan bahan bakar, air, dan listrik,” ujarnya seperti dikutip dari The Associated Press.

Baca Juga: Pengakuan Istri Tentara Sukarelawan Rusia: Ia Tak Tahu yang Dilakukannya di Ukraina

Dia memperingatkan risiko kesehatan seperti masalah pernapasan dan kardiovaskular dari orang yang mencoba menghangatkan diri dengan membakar arang atau kayu dan menggunakan generator diesel dan pemanas listrik.

Zelenskyy pada hari Senin mengulangi seruannya kepada negara-negara NATO dan sekutu lainnya untuk mengakui Rusia sebagai negara teroris, dengan mengatakan penembakannya terhadap fasilitas energi sama saja seperti menggunakan senjata pemusnah massal. Zelenskyy juga kembali mendesak sanksi yang lebih keras terhadap Rusia dan meminta lebih banyak bantuan pertahanan udara untuk negaranya.

“Negara teroris perlu melihat bahwa mereka tidak memiliki kesempatan,” katanya dalam pertemuan Majelis Parlemen ke-68 NATO di Madrid dalam sebuah pidato video.



Sumber : The Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x