Kompas TV olahraga sapa qatar

Piala Dunia Qatar 2022 Ramai Dikritik, Presiden FIFA Tuduh Bangsa Eropa Anut Standar Ganda Moralitas

Kompas.tv - 19 November 2022, 17:28 WIB
piala-dunia-qatar-2022-ramai-dikritik-presiden-fifa-tuduh-bangsa-eropa-anut-standar-ganda-moralitas
Ilustrasi. Presiden FIFA Gianni Infantino tertawa riang bersama Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan dalam agenda sepakbola fun football, 18 Oktober 2022). (Sumber: PSSI.org)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Vyara Lestari

DOHA, KOMPAS.TV - Presiden FIFA Gianni Infantino meyatakan bahwa bangsa-bangsa Eropa menganut standar ganda dalam hal moralitas. Hal tersebut disampaikan Infantino menanggapi kritik-kritik terhadap Piala Dunia Qatar 2022 yang ramai dilontarkan berbagai pihak di Eropa.

Sebelum penyelenggaraan, Piala Dunia Qatar sendiri ramai dikritik karena catatan negatif negara itu tentang hak asasi manusia dan perlakuan terhadap buruh migran yang membangun infrastruktur dan stadion Piala Dunia.

"Apa yang kita, bangsa Eropa, lakukan dalam 3.000 tahun terakhir, kita harus minta maaf atasnya selama 3.000 tahun ke depan sebelum kita mulai memberi pelajaran moral ke orang-orang," kata Infantino dalam konferensi pers di Doha, Sabtu (19/11/2022), dikutip Associated Press.

Baca Juga: Piala Dunia 2022: Sempat Diizinkan, Qatar Mendadak Larang Penjualan Bir di Area Stadion

Infantino menegaskan bahwa Qatar dan ibu kota Doha siap untuk menggelar Piala Dunia yang bakal dimulai besok, Minggu (20/11). Ia menyebut Qatar 2022 akan menjadi "Piala Dunia terbaik yang pernah ada."

"Hari ini saya merasa jadi orang Qatar. Hari ini saya merasa jadi orang Arab. Hari ini saya merasa jadi orang Afrika. Hari ini saya merasa jadi orang gay. Hari ini saya merasa jadi buruh migran," kata Infantino.

Lebih lanjut, presiden FIFA itu mengaitkan kritik terhadap Piala Dunia Qatar dengan perundungan dan diskriminasi yang dialaminya sebagai keturunan Italia yang bermukim di Swiss.

Infantino pun menyanjung Qatar yang disebutnya membuka kesempatan bagi pekerja-pekerja India, Bangladesh, dan negara-negara Asia Tenggara kala negara-negara Eropa menutup pintu dari imigran.

Para pekerja migran di Qatar yang turut membangun infrastruktur Piala Dunia dilaporkan mengalami diskriminasi dan mesti bekerja dalam kondisi tak layak. Equidem, organisasi hak asasi manusia yang berbasis di London pun menyebut para pekerja migran juga mengalami sederet pelanggaran dan para pelaku lolos dari hukuman.

Baca Juga: Piala Dunia 2022: FIFA Sediakan Tiket Paket Spesial Seharga Rp17,9 Juta per Hari


 



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x