Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Orang Dekat Putin Ungkap Alasan Presiden Rusia Tak ke G20 di Bali, Takut Akan Dibunuh

Kompas.tv - 11 November 2022, 16:03 WIB
orang-dekat-putin-ungkap-alasan-presiden-rusia-tak-ke-g20-di-bali-takut-akan-dibunuh
Presiden Rusia Vladimir Putin tak datang ke G20 di Bali. Orang terdekat mengatakan karena ia takut terbunuh. (Sumber: Mikhail Metzel, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Gading Persada

MOSKOW, KOMPAS.TV - Orang dekat Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan alasannya tak hadiri G20 di Bali.

Menurut mantan penasihat Putin, Sergey Markov keputusan itu diambil Putin karena ia takut dibunuh.

Markov, yang juga merupakan analis politik mengklaim bahwa badan rahasia Inggris, Amerika Serikat (AS) dan Ukraina bakal berusaha menghabisi Putin saat pertemuan ekonomi tingkat tinggi itu.

Ia juga memiliki teori bahwa Putin takut dipermalukan.

Baca Juga: Kabar Buruk Pengguna Paspor Rusia dari Daerah Aneksasi di Ukraina, Uni Eropa Tak Akan Mengakuinya

Selain itu juga kemungkinan, ia tak ingin menghadapi pemimpin dunia lainnya setelah memerintahkan tentara Rusia mundur dari Kherson.

Menurutnya, dengan begitu para pemimpin dunia lain akan menekan Putin untuk mundur secara penuh.

“Alasan kenapa Putin tak menghadiri G20 sangat serius,” tulis Markov pada artikelnya dikutip dari Daily Mail, Kamis (10/11/2022).

“1) adanya kemungkinan usaha pembunuhan kepada Putin dari badan rahasia AS, Inggris dan Ukraina. 2) Kemungkinan situasi yang memalukan,” lanjut Markov.

Ia mencontohkan situasi tersebut seperti beberapa aktivis sosial yang memiliki disabilitas akan mencoba menjatuhkan Putin, seolah-olah tak sengaja.


 

Hal itu bisa membuat media dunia memperlihatkan gambar dengan judul ‘Presiden Rusia merangkak’.

“Saya yakin situasi ini direncanakan oleh sejumlah sosok di Barat yang gila,” tulisnya.

“3) Setelah kekalahan di Kherson, status Rusia sebagai negara hebat akan dipertanyakan. Mereka akan menekan, dan meminta secara halus untuk mengaku kalah,” tambahnya.

Baca Juga: Kim Jong-Un Ingin Perkuat Persenjataan Korea Utara di Luar Angkasa, Bentuk Departemen Baru

Markov pun menjadi satu dari sejumlah tokoh penting Rusia yang menolak keputusan penarikan tentara Rusia dari Kherson.

“Jika Rusia ingin menang, kita harus mengubah ekonomi menjadi rezim militer,” katanya.

“Keputusan ini sudah terlambat enam bulan. Kita harus lebih kuat. Kuat, drones, komunikasi, rudal dan peluru harus diproduksi pabrik-pabrik kita 24/7,” tambah Markov.

Keputusan Putin untuk tak hadir di G20, membuat delegasi Rusia ke Bali akan dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov.



Sumber : Daily Mail


BERITA LAINNYA



Close Ads x