Kompas TV nasional kesehatan

Gejala Gagal Ginjal Akut pada Anak, Orang Tua Perlu Waspada jika Warna dan Volume Air Seni Berubah

Kompas.tv - 18 Oktober 2022, 20:35 WIB
gejala-gagal-ginjal-akut-pada-anak-orang-tua-perlu-waspada-jika-warna-dan-volume-air-seni-berubah
Ilustrasi gagal ginjal akut pada anak. (Sumber: Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI) menjelaskan sejumlah gejala gagal ginjal akut pada anak yang meningkat dalam dua bulan terakhir di Indonesia.

Menurut data Kemenkes, per tanggal 18 Oktober 2022 sudah ada 189 laporan kasus gagal ginjal akut anak-anak.

Data tersebut juga menunjukkan bahwa penyakit gagal ginjal akut itu paling banyak diderita oleh anak-anak usia 1-5 tahun.

Kemenkes mengungkapkan, jumlah tersebut menunjukkan adanya peningkatan kasus sejak dua bulan terakhir.

Seiring dengan peningkatan kasus gagal ginjal akut tersebut, Kemenkes mengimbau orang tua untuk tidak panik namun selalu waspada dengan kondisi anak.

Gejala

Berikut ini beberapa gejala gagal ginjal akut yang telah disebutkan oleh Kemenkes melalui situs resminya:

  • warna urine atau air seni menjadi pekat atau kecoklatan
  • volume air seni sedikit, bahkan tidak bisa buang air kecil sama sekali
  • diare
  • mual
  • muntah
  • demam selama tiga hingga lima hari
  • batuk
  • pilek
  • sering mengantuk

Apabila warna air seni berubah dan volumenya berkurang atau bahkan tidak keluar selama enam hingga delapan jam pada siang hari, Kemenkes meminta orang tua untuk segera membawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Baca Juga: 13 Anak di Provinsi DI Yogyakarta Alami Gagal Ginjal Misterius, 5 Meninggal dunia

“Orang tua harus selalu hati-hati, pantau terus kesehatan anak-anak kita, jika anak mengalami keluhan yang mengarah kepada penyakit gagal ginjal akut, sebaiknya segera konsultasikan ke tenaga kesehatan jangan ditunda atau mencari pengobatan sendiri,” kata Pelaksana tugas (Plt) Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan dokter Yanti Herman, Selasa (18/10/2022) dilansir dari situs resmi Kemenkes.

Pencegahan

Berdasarkan data Kemenkes, gejala awal yang muncul pada anak yang menderita gagal ginjal akut ialaha adanya infeksi saluran cerna. 

Oleh karena itu, Kemenkes menghimbau orang tua melakukan sejumlah upaya pencegahan, di antaranya:

  • cukupi kebutuhan cairan tubuh anak dengan minum air putih secara teratur
  • minum air matang 
  • pastikan imunisasi anak secara rutin dan lengkap
  • memastikan perilaku hidup bersih dan sehat 
  • pastikan cuci tangan tetap diterapkan
  • makan makanan yang bergizi seimbang 
  • tidak jajan sembarangan

Baca Juga: Gagal Ginjal Anak Ditanggung BPJS Kesehatan, kalau Gawat Darurat Tak Perlu Surat Rujukan

Penyebab

Hingga saat ini penyebab gagal ginjal akut pada anak masih belum diketahui secara pasti.

Pemerintah menggandeng Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan tim dokter RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) membentuk satu tim yang bertugas untuk mengamati dan menyelidiki kasus gangguan ginjal akut pada anak.


Selain itu, Kemenkes juga telah menerbitkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02.02./2/I/3305/2022 tentang Tata Laksana dan Managemen Klinis Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) Pada Anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagai bagian peningkatan kewaspadaan.

Surat keputusan ini memuat serangkaian penanganan tenaga medis dan tenaga kesehatan lain terhadap pasien gagal ginjal akut sesuai dengan indikasi medis.

Baca Juga: Ratusan Anak di Indonesia Terserang Gagal Ginjal Misterius, Ini Ciri-Cirinya

“Belajar dari pandemi Covid-19, pemerintah tentu tidak bisa bekerja sendiri. Sinergi dan kolaborasi dari seluruh pihak sangat diperlukan untuk mencegah agar penyakit ini bisa dicegah sedini mungkin," jelas dokter Yanti.

"Karenanya kami mengimbau kepada Dinas Kesehatan, rumah sakit, maupun pintu masuk negara agar segera melaporkan apabila ada indikasi kasus yang mengarah kepada gagal ginjal akut maupun penyakit lain yang berpotensi mengalami KLB,” pungkasnya.



Sumber : Kompas TV/Kemenkes


BERITA LAINNYA



Close Ads x