Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Bersiap untuk Pertempuran Panjang, Putin Kerahkan Pasukan Tambahan di Ukraina

Kompas.tv - 26 Agustus 2022, 08:09 WIB
bersiap-untuk-pertempuran-panjang-putin-kerahkan-pasukan-tambahan-di-ukraina
Putin hari Kamis memerintahkan angkatan bersenjata Rusia menambah jumlah tentaranya sebanyak 137.000 orang menjadi total 1,15 juta prajurit di tengah aksi militer Moskow di Ukraina (Sumber: AP Photo/Alexandr Kulikov, file)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Desy Afrianti

KIEV, KOMPAS.TV — Penambahan pasukan besar-besaran yang dilakukan Presiden Rusia Vladimir Putin, dilakukan untuk mengisi kembali pasukan Rusia yang berkurang banyak selama enam bulan perang di Ukraina. Langkah ini dilakukan Rusia untuk mempersiapkan untuk pertempuran panjang di Ukraina.

Langkah untuk meningkatkan pasukan sebesar 137.000 orang, atau bertambah 13% dari total personel diperintahkan Putin pada Kamis (25/8/2022). Negara-negara Barat memperkirakan Rusia telah kehilangan banyak pasukan pada perang selama enam bulan terakhir. Diperkirakan, kematian pasukan Rusia dalam perang Ukraina berkisar antara lebih dari 15.000 hingga lebih dari 20.000.

Jumlah ini lebih banyak dari kerugian Uni Soviet selama perang 10 tahun di Afghanistan. Seperti dikutip dari The Associated Press, Pentagon mengatakan pada pekan lalu bahwa sebanyak 80.000 tentara Rusia telah tewas atau terluka.


 

Kremlin mengatakan bahwa hanya tentara kontrak sukarela yang ikut ambil bagian dalam perang Ukraina. Tetapi mungkin sulit untuk menemukan lebih banyak tentara yang bersedia, dan analis militer mengatakan jumlah pasukan yang direncanakan mungkin masih tidak cukup untuk mempertahankan invasi.

Baca Juga: Putin Perintahkan Angkatan Bersenjata Tambah 137.000 Tentara, Total Menjadi 1,15 Juta Tentara Tempur

Pensiunan Kolonel Rusia Viktor Murakhovsky mengatakan dalam komentarnya di media berita online RBC yang berbasis di Moskow, bahwa Kremlin mungkin akan mencoba untuk tetap mengandalkan sukarelawan untuk memperkuat pasukan Rusia.

Pakar militer Rusia lainnya, Alexei Leonkov, mencatat bahwa pelatihan senjata modern yang kompleks biasanya memakan waktu tiga tahun. Dan wajib militer hanya dapat melakukannya selama satu tahun.

“Draf tidak akan membantu itu, jadi tidak akan ada peningkatan jumlah wajib militer,” kata kantor berita negara RIA Novosti mengutip Leonkov.

Sementara itu, kekhawatiran akan bencana seperti Chernobyl meningkat di Ukraina karena pertempuran di sekitar pabrik pembangkit listrik Zaporizhzhia yang diduduki Rusia. Ukraina dan Rusia saling menuduh tentang pihal mana yang menembaki tempat tersebut.

Dalam insiden pada hari Kamis, pembangkit listrik terputus dari jaringan listrik dan menyebabkan pemadaman di seluruh wilayah, menurut pihak berwenang. “Kompleks itu kemudian dihubungkan kembali ke jaringan,” kata seorang pejabat lokal yang dipasang di Rusia.

Baca Juga: 6 Bulan Perang Rusia-Ukraina: Serangan Tentara Putin Mandek, padahal Sempat Siapkan Pawai Kemenangan

Belum diketahui otoritas mana yang mengoperasikan pembangkit tersebut. Zelenskyy mengatakan Ukraina akan menghadapi kecelakaan radiasi jika generator diesel gagal dihidupkan.

Dia menyalahkan Rusia sebagai pihak yang merusak saluran transmisi. Tapi gubernur regional Zaporizhzhia yang diangkat Rusia, Yevgeny Balitsky, menyalahkan kerusakan pada serangan Ukraina.

Sementara insiden itu tampaknya tidak mempengaruhi sistem pendingin reaktor - yang kerusakan pada sistem dapat menyebabkan kehancuran. Namun demikian, kejadian itu tetap memicu kekhawatiran akan terjadinya bencana.

“Situasinya sangat berbahaya,” kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba. “Saya menerima laporan bahwa ada kebakaran di hutan dekat pembangkit listrik. Kami masih harus memeriksa masalah ini lebih lanjut.”



Sumber : The Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x