JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepolisian belum mengungkap motif Irjen Ferdy Sambo tega melakukan pembunuhan dengan terencana terhadap ajudannya, Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J.
Guru Besar Kriminolog UI Adrianus Meliala menilai ada tiga motif yang membuat seseorang nekat melakukan eksekusi atau menghilangkan nyawa orang lain.
Motif pertama karena dendam, kemudian harta dan terakhir yakni motif cinta atau asmara.
Baca Juga: Selain Motif Pembunuhan Brigadir J, Dugaan Pelecehan Terhadap Istri Ferdy Sambo Belum Terjawab
Menurutnya, dari motif harta sangat tidak masuk dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir J. Selanjutnya untuk motif dendam ada kemungkinan.
Namun yang paling mendekati adalah cinta atau asmara. Hal ini merujuk pada keterangan awal kepolisian terkait dugaan kekerasan seksual yang dilakukan Brigadir J terhadap istri Irjen Sambo, Putri Candrawathi.
Motif cinta ini, sambung Andrianus, menjadi menarik karena ada didasari dua faktor.
Faktor pertama cinta dengan kekerasan seksual yang membuat adanya relasi kuasa antara pihak yang berstatus lebih tinggi dengan yang lebih rendah.
Baca Juga: Mahfud MD Sebut Motif Sambo Bunuh Yoshua Sensitif Dan Hanya Boleh Didengar Orang Dewasa
Selanjutnya cinta platonis atau cinta yang tumbuh di antara lelaki dan perempuan.
"Dari kasus FS (Ferdi Sambo) ini kelihatannya dari segi harga tidak, kemudian dendam ada kemungkinan namun yang paling mendekati adalah cinta," ujar Andrianus saat berdialog di program Kompas Petang di Kompas TV, Rabu (10/8/2022).
Mantan Komisioner Kompolnas ini menambahkan dari tiga motif tersebut, dendam dan cinta memiliki potensi besar yang menjadikan pelaku tidak berpikir panjang akan dampak yang diperbuatnya.
Baca Juga: Keluarga Bharada Eliezer Sampaikan Langsung Permohonan Maaf ke Ayah Brigadir J
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.