Kompas TV internasional kompas dunia

Setelah Bunuh Bos Al Qaeda, AS Minta Warganya Waspadai Serangan Balik

Kompas.tv - 3 Agustus 2022, 16:56 WIB
setelah-bunuh-bos-al-qaeda-as-minta-warganya-waspadai-serangan-balik
Pemimpin Al-Qaeda pengganti Osama bin Laden, Ayman al-Zawahiri, tewas dalam serangan drone Amerika Serikat (AS) di Kabul, Afghanistan pada 30 Juli 2022. Deplu AS memperingatkan warganya akan serangan balik. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Rofi Ali Majid | Editor : Vyara Lestari

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (Deplu AS) meminta warganya waspada terhadap serangan balasan Al Qaeda, selepas AS membunuh bos organisasi ekstremis itu.

Peringatan dari Deplu AS diperbarui pada Selasa (2/8.2022), menggantikan Worldwide Caution yang dirilis pada 15 Januari 2019 lalu.

"Departemen Luar Negeri percaya ada potensi kekerasan anti-Amerika yang lebih tinggi mengingat kematian Ayman Al-Zawahiri (Pemimpin Al Qaeda -red) pada 31 Juli 2022," terang Deplu AS.

"Informasi saat ini menunjukkan bahwa organisasi teroris terus merencanakan serangan teroris terhadap kepentingan AS di berbagai wilayah di seluruh dunia," lanjut rilis itu.

Mereka menyebut serangan dapat dilakukan memakai berbagai taktik, termasuk bom bunuh diri, pembunuhan, penculikan dan pembajakan serta pengeboman.


Baca Juga: AS Tembak Rudal Pemimpin Al Qaeda Secara Presisi, Intelijen Berperan Vital

Menyikapi situasi terbaru, warga AS yang berada di luar negeri diminta selalu meng-update informasi dari media lokal dan tetap terhubung dengan Kedutaan Besar AS di lokasi terdekat.

"Departemen menggunakan pesan keamanan ini untuk menyampaikan informasi tentang ancaman teroris, insiden keamanan, demonstrasi yang direncanakan, bencana alam, dll," terang Deplu AS.

Bagi warga negara AS yang mengalami keadaan darurat, dipersilakan menghubungi nomor "1 (888) 407-4747 (bebas pulsa di Amerika Serikat dan Kanada) atau 1 (202) 501-4444 dari negara lain."

Adapun ketika merencanakan perjalanan ke luar negeri, sebelum meninggalkan AS, warga wajib berkonsultasi dengan penasihat perjalanan dan mengakses informasi di laman travel.state.gov.

Selain itu, wisatawan juga diminta mendaftar Smart Traveler Enrollment Program (STEP) untuk menerima pesan keamanan, selain juga mempermudah menemukan warga yang terjebak situasi darurat.

Baca Juga: Siapa Pelosi, Apa Misinya ke Taiwan dan Mengapa China Sampai Ancam dengan Operasi Militer?

 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x