Kompas TV nasional agama

Kemenag Harap MUI Jadi Pengawal Keberagaman Umat, Ini Alasannya

Kompas.tv - 26 Juli 2022, 16:03 WIB
kemenag-harap-mui-jadi-pengawal-keberagaman-umat-ini-alasannya
Ilustrasi Kantor MUI. MUI akan gelar milad ke 47, Presiden Jokowi dan Wapres Maruf (Sumber: Mu.or.id via kompas.com)
Penulis : Dedik Priyanto | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV – Sekretaris Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Fuad Nasar, menyatakan pihaknya mendoakan agar Majelis Ulama Indonesia (MUI) terus menjadi pengawal keberagaman umat.

Ia juga menilai, kehadiran MUI yang pada hari ini, Selasa (26/7/2022) berusia 47 tahun terkait dengan panggilan risalah dan sejarah bangsa Indonesia.

"Semoga MUI terus menjadi pembimbing, pencerah, dan pengawal keberagamaan umat," katanya dilansir Antara, Selasa (26/7/2022).

Fuad lantas menjelaskan panggilan risalah yang dimaksud yakni dakwah yang mengajak pada kebaikan dan mencegah keburukan. 

Selain itu, menurut dia, MUI bisa merajut persatuan umat dan ukhuwah ulama selaku pemimpin umat dengan landasan nilai-nilai dan semangat Islam.

Sementara panggilan sejarah MUI, lanjutnya, yaitu mengawal partisipasi dan tanggung jawab umat Islam serta para ulama.

Tanggung jawab ini, katanya, khususnya terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara yang mana umat dan para ulama memiliki andil yang besar di masa lalu.

Baca Juga: Milad ke-47 Hari Ini, Profil dan Sejarah Berdirinya MUI, TNI-Polri Juga Ikut Terlibat

Membina Umat Sejak Berdiri 1975

Fuad menjelaskan, semenjak MUI dibentuk dalam musyawarah ulama seluruh Indonesia di Jakarta pada 1975, umat Islam secara resmi memiliki wadah tempat merajut kesatuan dan membina kekuatan umat.

Pembentukan MUI juga sebagai upaya menjalin kerja sama dan menghilangkan kecurigaan antara ulama dan umara (pemerintah).

"Eksistensi MUI di seluruh Tanah Air dengan tugas dan peran kelembagaan yang dijalankannya dari satu periode ke periode berikutnya telah menjadi sulaman indah sejarah kontemporer umat Islam Indonesia," katanya.

Ia mengemukakan bangsa Indonesia di era post-kolonial mewarisi tiga tantangan, meliputi kemiskinan, perpecahan, dan kebodohan.

Fuad menilai tiga tantangan tersebut terus diselesaikan selama tujuh dekade terakhir meski belum dihilangkan secara total.

"Peran dan kontribusi ormas keagamaan khususnya dalam hal ini ormas-ormas Islam, termasuk MUI, sangat diperhitungkan sebagai mitra pemerintah dalam membangun Indonesia yang lebih baik pada setiap masa selama agama tetap mengakar dalam jiwa bangsa," kata Fuad Nasar.

Baca Juga: Jejak dan Pengaruh Buya Hamka: Ulama dan Ahli Tafsir yang Sastrawan

Sebagai informasi, MUI berdiri pada Sabtu, 26 Juli 1975 bertepatan dengan 7 Rajab 1395 Hijriah.

Saat itu, sebanyak 26 ulama dan cendekiawan Muslim dari 26 provinsi berkumpul di Jakarta membicarakan wadah musyawarah yang menaungi umat Islam Indonesia.

Buya Hamka terpilih sebagai Ketua MUI pertama. Ahli Tafsir Al-Azhar asal Sungai Batang, Agam, Sumatera Barat ini memimpin MUI selama enam tahun hingga wafatnya.

Pada Milad ke-47, MUI mengusung tema "Merajut Kesatuan dan Kekuatan Umat dalam Kebhinekaan" dan acara puncak digelar hari ini, Selasa malam (26/7/2022) di Hotel Sultan, Jakarta Selatan, dan rencananya dihadiri oleh Wapres RI Ma'ruf Amin. 



Sumber : Kompas TV/Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x