Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Moldova Gempar! Separatis Transnistria Umumkan Kehendak Gabung Rusia, Salahkan Aksesi Uni Eropa

Kompas.tv - 23 Juli 2022, 09:23 WIB
moldova-gempar-separatis-transnistria-umumkan-kehendak-gabung-rusia-salahkan-aksesi-uni-eropa
Ilustrasi. Seorang perempuan melintasi markas pasukan penjaga perdamaian Rusia di Tiraspol, ibu kota wilayah separatis Transnistria di Moldova, 1 November 2021. Pada Jumat (22/7/2022), Menteri Luar Negeri Transnistria Vitaly Ignatyev mengumumkan bahwa pihaknya berkeinginan untuk bergabung menjadi subjek federal Rusia usai Moldova menjadi kandidat anggota Uni Eropa. (Sumber: Dmitri Lovetsky/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Gading Persada

MOSKOW, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri Transnistria Vitaly Ignatyev mengumumkan bahwa pihaknya berkeinginan untuk bergabung menjadi subjek federal Rusia. Transnistria merupakan negara yang memisahkan diri dari Moldova sejak 1990 silam.

Pemerintah separatis Transnistria menyatakan kemungkinan kerja sama dengan Moldova sudah tertutup. Alasannya adalah Chisinau telah menjadi kandidat anggota Uni Eropa.

Ignatyev menyebut pihaknya berkomitmen memenuhi kemerdekaan dan menjalankan proses unifikasi dengan Rusia.

Pada Jumat (22/7/2022), ketika berbicara dalam konferensi pers di Moskow, Ignatyev menyatakan bahwa Transnistria berkehendak memburu tujuan yang ditentukan pada referendum kemerdekaan 2006.

“Pembangunan merdeka Transnistria dan entri bebas ke Federasi Rusia; aksesi bebas ke Rusia nanti adalh proses yang mungkin menuntut kebijaka-kebijakan signifikan, persiapan politis, dan lebh banyak lagi. Prioritas utama kami, jelas sekali, adalah kemedekaan,” kata Ignatyev dikutip Associated Press.

Baca Juga: Tak Hanya Donbass, Rusia Ternyata Incar Wilayah Selatan Ukraina Menuju Transnistria di Moldova

Transnistria sendiri telah menjamu pasukan penjaga perdamaian Rusia sejak akhir perang separatis pada 1992.

Sejak perang Rusia-Ukraina meletus, tensi Transnistria-Moldova turut memanas. Terdapat spekulasi bahwa Moskow juga berniat mencaplok negara separatis itu.

Pada April 2022 lalu, serangkaian ledakan di wilayah separatis berpenduduk 470.000 jiwa itu menyebabkan situasi semakin panas.

Moldova sendiri diberi status kandidat Uni Eropa sejak juni lalu. Negara ini mengadopsi netralitas dalam konstitusinya, sehingga tidak bisa gabung NATO. Namun, Moldova belakangan ini menunjukkan orientasi pro-Barat yang semakin besar.

“Dengan mendapatkan status kandidat keanggotaan Uni Eropa, Moldova telah melangkahi Rubikon (garis batas) tertentu,” kata Ignatyev.

“Itu mengakhiri isu pembinaan hubungan politik di dalam ruang bersama tertentu, karena kebijakan ini diambil sepenuhnya oleh pemerintah Moldova, tidak secara kolektif (dengan Transnistria). Lagipula, tidak ada yang berhak bicara atas nama kami,” pungkasnya.

Baca Juga: Mengejutkan, Mantan Presiden Moldova Klaim Negaranya Dipersenjatai Barat untuk Lawan Rusia


 



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x