Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Tak Hanya Donbass, Rusia Ternyata Incar Wilayah Selatan Ukraina Menuju Transnistria di Moldova

Kompas.tv - 23 April 2022, 04:24 WIB
tak-hanya-donbass-rusia-ternyata-incar-wilayah-selatan-ukraina-menuju-transnistria-di-moldova
Ilustrasi. Dampak kerusakan akibat perang di Trostyanets, Ukraina. Foto diambil pada 28 Maret 2022. Angkatan Bersenjata Rusia disebut tak hanya menargetkan kawasan Donbass dalam tahap kedua invasi ke Ukraina, melainkan juga selatan Ukraina hingga mencapai Transnistria di Moldova. (Sumber: Felipe Dana/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Edy A. Putra

MOSKOW, KOMPAS.TV - Angkatan Bersenjata Rusia disebut tak hanya menargetkan kawasan Donbass di timur Ukraina dalam tahap kedua invasi. Rusia ternyata juga hendak “mengontrol” selatan Ukraina untuk membuka jalan ke wilayah separatis Transnistria di Moldova.

Hal tersebut disampaikan Wakil Komandan Distrik Militer Pusat Rusia Rustam Minnekayev, Jumat (22/4/2022).

Minnekayev menyebut “kontrol penuh” atas Ukraina selatan adalah salah satu tugas utama pasukan Rusia selama invasi fase kedua.

Baca Juga: Kanselir Olaf Scholz: Prioritas Utama Jerman adalah Menghindari Konflik Nuklir NATO Lawan Rusia

Sebelumnya, sejak akhir Maret lalu, Rusia mengumumkan pihaknya sebatas akan memfokuskan operasi militer di kawasan Donbass.

“Sejak awal tahap kedua operasi khusus ini, salah satu tugas pasukan Rusia adalah menegakkan kontrol sepenuhnya atas Donbass dan Ukraina selatan,” kata Mayjen Minnekayev dikutip The Moscow Times.

“Ini akan membuka koridor darat ke Krimea,” lanjutnya.

Semenanjung Krimea sendiri dianeksasi Rusia pada 2014 lalu.

Minnekayev menyebut kontrol atas wilayah selatan Ukraina penting untuk mencapai Transnistria. Ia mengeklaim etnis Rusia “ditindas” di wilayah yang secara de jure dikuasai Moldova tersebut.

“Kontrol atas wilayah selatan Ukraina adalah jalan lain menuju Transnistria, tempat juga terdapat kasus-kasus orang yang bicara bahasa Rusia ditindas,” kata Minnekayev.

Menanggapi komentar Minnekayev, pemerintah Moldova merilis pernyataan bernada berang. Moldova menyebut kata-kata Minnekayev hanya akan “meningkatkan tensi dan kecurigaan di masyarakat.”

Transnistria sendiri secara de facto pisah dari Moldova melalui perang sipil singkat pada awal 1990-an. Kemerdekaan Transnistria tidak diakui mayoritas negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Sekitar 1.500 pasukan Rusia diterjunkan ke Transnistria sejak perang sipil dan kemerdekaan kelompok separatis pada 1990-an.

Baca Juga: Ngeri, Satelit Temukan Kuburan Massal di Mariupol Ukraina, Diduga Korban Tentara Rusia


 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x