Kompas TV internasional kompas dunia

Mantan PM Inggris: China Bisa Akhiri Dominasi Barat di Panggung Geopolitik Global

Kompas.tv - 17 Juli 2022, 15:19 WIB
mantan-pm-inggris-china-bisa-akhiri-dominasi-barat-di-panggung-geopolitik-global
Mantan Perdana Menteri Inggris Raya Tony Blair. Foto diambil pada 2002. Pada Minggu (17/7/2022), Tony Blair menyatakan bahwa panggung geopolitik global akan berubah dan bertransisi menjadi multipolar. China diyakini akan mengambil peran besar dalam perubahan ini. (Sumber: LSE Library via AP)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Purwanto

LONDON, KOMPAS.TV - Mantan Perdana Menteri Inggris Raya Tony Blair menyatakan bahwa panggung geopolitik global akan berubah dan bertransisi menjadi multipolar. Dunia multipolar yang dirujuk Blair adalah beragamnya kutub kekuatan, tidak terpusat pada satu kutub saja.

Ketika memberikan kuliah umum di Yayasan Ditchley di Oxfordshire, Inggris Raya, Minggu (17/7/2022), Blair menyebut era dominasi Barat sudah menjelang akhir. Politikus Partai Buruh Inggris Raya ini memberi kredit khusus kepada China mengenai perubahan tersebut.

“Perubahan geopolitik terbesar pada abad ini akan datang dari China, bukan Rusia. Kita sedang menjelang akhir dominasi ekonomi dan politik Barat,” kata Blair dikutip TASS.

“Dunia akan menjadi setidaknya bipolar atau mungkin multipolar. Ini adalah kali pertama dalam sepanjang sejarah modern bahwa Timur bisa setara dengan Barat,” lanjut PM yang menjabat pada 1997-2007 itu.

Baca Juga: Presiden Joko Widodo Bertemu Tony Blair di Bogor, Ini yang Mereka Bahas!

Tony Blair menyatakan bahwa China saat ini telah menjadi negara adikuasa kedua. Ia mengklaim Beijing telah memiliki potensi dan peran ekonomi di ranah global yang melebih Rusia.

“China sekarang telah menandingi Amerika di berbagai bidang teknologi dan bisa melampauinya di bidang lain,” kata Blair.

Lebih lanjut, politikus kelahiran Skotlandia itu menganggap kebijakan Beijing belakangan ini lebih agresif. Pemerintahan Xi Jinping disebutnya tak ragu “meremehkan” Barat dan mengupayakan ikatan lebih kuat dengan Rusia.

Blair sendiri menduga bahwa Rusia dan Iran kelak akan menjadi sekutu China.

“Saya tidak mengatakan dalam waktu dekat kalau China akan merebut Taiwan dengan paksa. Namun, kita tidak bisa menetapkan kebijakan pada anggapan bahwa itu tak akan terjadi,” kata Blair.

Blair menyebut Barat mesti mengubah pendekatan dalam menghadapi China. Untuk menghadapi Beijing, ia mengusulkan kebijakan yang didasarkan pada “kekuatan plus keterikatan.”

Baca Juga: Mengejutkan, Mantan Presiden Moldova Klaim Negaranya Dipersenjatai Barat untuk Lawan Rusia


 



Sumber : TASS


BERITA LAINNYA



Close Ads x