Kompas TV nasional politik

Kepuasan Publik Turun, Nasdem Ingatkan Jokowi-Ma ruf Serius Memeras Otak, Kerja Lebih Keras

Kompas.tv - 20 Juni 2022, 18:22 WIB
kepuasan-publik-turun-nasdem-ingatkan-jokowi-ma-ruf-serius-memeras-otak-kerja-lebih-keras
Presiden Jokowi memberikan sambutan pada perayaan 50 tahun Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) 2022, Jumat (10/6/2022). (Sumber: Tangkapan layar YouTube Kompas TV/Ninuk)
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti | Editor : Fadhilah

JAKARTA, KOMPAS.TV - Politikus Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Willy Aditya mengatakan, pemerintah harus serius memperhatikan hasil survei Litbang Kompas periode Juni 2022 yang menyebut kepuasan publik terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wapres Ma’ruf Amin turun 6,8 persen.

Demikian Willy Aditya merespons hasil Survei Litbang Kompas kepada KOMPAS TV, Senin (20/6/2022).

“Saya kira pemerintah harus memperhatikan secara serius hasil survei ini. Saya memahami bahwa situasinya juga tidak mudah bagi pemerintah,” ucap Willy Aditya.

“Akan tetapi, bagaimana pun pemerintah harus memeras otak dan bekerja lebih keras lagi dalam upaya mengatasi situasi yang terjadi ini. Saya kira, berbagai skema jaring pengaman sosial harus semakin diintensifkan dan harus semakin tepat sasaran.”

Baca Juga: Kepuasan Publik terhadap Jokowi-Ma’ruf Turun, Demokrat: Ini Kode Keras Rakyat kepada Pemerintah


Dalam pandangan Willy, satu di antara cara yang dapat mendongkrak kepuasan publik dalam jangka pendek adalah program padat karya.

“Program padat karya, saya kira bisa mengatasi situasi yang ada sementara ini. Ketimbang kartu prakerja yang rasanya belum terasa efeknya, lebih pasti program program padat karya,” ujar Willy.

“Sifatnya pasti dan hasilnya pun jelas. Ia juga selalu bisa jadi jaring pengaman sosial bagi mereka yang belum mendapatkan pekerjaan.”

Apalagi saat ini, situasi pasca-pandemi hingga situasi global berpengaruh terhadap kondisi di Tanah Air.

Baca Juga: Jokowi Sentil Pertamina dan PLN yang Tuman Minta Subsidi Terus ke Kemenkeu: Kok Enak Banget

“Perang Rusia-Ukraina sampai saat ini juga masih terasa impaknya. Harga minyak dunia yang terus melambung, turut menyulitkan situasi di dalam negeri. Menjadi wajar jika tingkat kepuasan publik terhadap pemerintah terus menurun,” kata Willy.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x