Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Kisah Remaja yang Bantu Ukraina Mengintai Tentara Rusia

Kompas.tv - 13 Juni 2022, 05:19 WIB
kisah-remaja-yang-bantu-ukraina-mengintai-tentara-rusia
Andriy Pokrasa (15 tahun), menerbangkan drone-nya saat diwawancara Associated Press di Kyiv, Ukraina, Sabtu (11/6/2022). Andriy dipuji usai mengintai tentara Rusia dengan drone pada hari-hari awal invasi Rusia. (Sumber: (AP Photo/Natacha Pisarenko))
Penulis : Rofi Ali Majid | Editor : Iman Firdaus

KYIV, KOMPAS.TV - Andriy Pokrasa, remaja 15 tahun, baru-baru ini dipuji pemerintah Ukraina atas keberaniannya memata-matai tentara Rusia. Ia bersama sang ayah menerbangkan drone pada hari-hari awal invasi Rusia, ketika arak-arakan tentara Vladimir Putin bergerak menuju Kyiv, ibukota Ukraina. 

Hasil pengamatan Andriy bersama ayahnya berupa tangkapan visual dan titik koordinat, seketika itu langsung dikirim ke militer Ukraina. Dalam beberapa menit, artileri tentara negaranya menghujani peluru mematikan ke pasukan Rusia.

Kegiatan mengintai musuh via udara itu dilakukan Andriy sepanjang seminggu penuh sejak Rusia menerjunkan pasukan pada 24 Februari 2022. Aksi tersebut bisa saja membawa petaka, jika pihak musuh menyadari mereka telah diintai.

"Ini adalah beberapa momen paling menakutkan dalam hidup saya," ungkap Andriy dikutip Associated Press, Senin (13/6/2022).

"Kami memberikan foto-foto dan lokasinya kepada militer. Mereka mempersempit koordinat dengan lebih akurat dan mengirimkannya dengan walkie-talkie, untuk menyesuaikan artileri," lanjutnya.

Baca Juga: Tolak Finlandia & Swedia, Sekjen NATO: Turki Layak Khawatir dengan Terorisme

Andriy dan sang ayah tak yakin berapa banyak target yang hancur berkat informasi yang mereka setor, tetapi keduanya melihat kendaraan militer Rusia sudah hancur ketika kembali menerbangkan drone selepas informasi dikirim.

"Ada lebih dari 20 kendaraan militer Rusia yang hancur, di antaranya truk bahan bakar dan tank," terang Stanislav Pokrasa, ayah Andriy.

"Saya senang kami menghancurkan seseorang. Saya senang bahwa saya berkontribusi, bahwa saya dapat melakukan sesuatu. Tidak hanya duduk dan menunggu," imbuh sang ayah.

Ketika tentara Rusia terus menggempur pinggiran Kyiv, tentara Ukraina kemudian mengimbau keluarga Andriy untuk meninggalkan negara itu.

Akan tetapi, mengacu perintah otoritas setempat yang mewajibkan orang dewasa tinggal, Ayah Andriy bertahan di tempat, sementara Andriy bersama ibunya mengungsi ke Polandia.

Keluarga mereka kembali berkumpul minggu lalu selepas Andriy menyelesaikan tahun ajaran di sekolahnya.

Baca Juga: Ketika Foto Berbicara: Hidup di Tengah Perang Ukraina

 



Sumber : AP


BERITA LAINNYA



Close Ads x