Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Waduh, Prajurit Rusia Ledakkan Diri Sendiri di Ukraina saat Pasang Ranjau Buatan 1950-an

Kompas.tv - 10 Juni 2022, 16:27 WIB
waduh-prajurit-rusia-ledakkan-diri-sendiri-di-ukraina-saat-pasang-ranjau-buatan-1950-an
Ilustrasi tentara Rusia di Ukraina. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Vyara Lestari

KHERSON, KOMPAS.TV - Seorang prajurit Rusia dilaporkan meledakkan dirinya sendiri saat mencoba memasang ranjau anti-tank.

Ternyata dilaporkan bahwa ranjau anti-tank tersebut merupakan buatan tahun 1950-an.

Insiden itu dilaporkan terjadi di Kherson, dan diungkapkan prajurit sukarelawan asal Kanada yang berjuang dengan pasukan Ukraina di wilayah yang telah diduduki Rusia tersebut.

“Di wilayah Kherson, Rusia memperkuat posisi mereka dengan ranjau anti-personel dan anti-tank yang dibuat pada 1950-an,” tutur prajurit itu di Twitter miliknya, dikutip dari Mirror.

Baca Juga: Putin Samakan Dirinya dengan Tsar Peter yang Agung, Merasa Juga Rebut Kembali Tanah Rusia

“Akibatnya, beberapa kasus telah dilaporkan tentang pasukan Rusia yang meledakkan diri sendiri saat mencoba menempatkan ranjau itu,” tambahnya.

Kementerian Pertahanan Ukraina sendiri sempat mengungkapkan bagaimana tentara Rusia menggunakan sejumlah peralatan dari era 1950-an.

Sedangkan Ukraina, terus dipasok dengan senjata-senjata bagus dari Amerika Serikat (AS) serta negara barat lainnya.

Seperti dilaporkan Express, jumlah korban tewas akibat 'serangan tak sengaja' itu tak jelas.

Rusia sejauh ini tak mengakui adanya insiden tersebut.

Kherson sendiri merupakan kota besar Ukraina pertama yang berhasil diduduki Rusia sejak invasi dimulai pada 24 Februari.

Baca Juga: Rusia Akhirnya Akan Hukum Mati 2 Prajurit Inggris yang Tertangkap di Ukraina, London Mengamuk

Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan melakukan penyerangan ke Ukraina dengan label operasi militer khusus.

Putin melakukan hal tersebut setelah dilaporkan dimintai pertolongan oleh kelompok pemberontak yang didukung Rusia di Luhansk dan Donetsk.

Selain itu, Putin menegaskan mereka melakukan operasi militer tersebut untuk melakukan denazifikasi terhadap pemerintahan Ukraina.

Namun setelah dilaporkan gagal menduduki Kiev, pasukan Rusia memutuskan mundur dan memfokuskan serangan mereka ke Ukraina timur dan Donbas.

 



Sumber : Mirror/Express


BERITA LAINNYA



Close Ads x