Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Zelensky: Pertempuran di Severodonetsk Bakal Jadi Penentu Kemenangan Ukraina di Donbas

Kompas.tv - 9 Juni 2022, 10:28 WIB
zelensky-pertempuran-di-severodonetsk-bakal-jadi-penentu-kemenangan-ukraina-di-donbas
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky menegaskan pertempuran di Severodonetsk bakal jadi penentu kemenangan Ukraina di Donbas. (Sumber: AP Photo/Efrem Lukatsky, File)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Desy Afrianti

KIEV, KOMPAS.TV - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky menegaskan pertempuran di Severodonetsk bakal jadi penentu kemenangan Ukraina di Donbas.

Severodonetsk menjadi lokasi pertempuran sengit antara Ukraina dan Rusia, setelah pasukan Vladimir Putin menarik mundur pasukannya di Kiev.

“Dalam banyak hal nasib Donbas sedang diputuskan di sana,” kata Zelensky dilansir BBC, Rabu (9/6/2022).

Ia mengungkapkan pasukannya telah menimbulkan kerugian besar pada pasukan Rusia.

Baca Juga: Menlu Rusia Ajukan Syarat Ini Jika Zelensky Ingin Bertemu Putin

Namun, Gubernur Luhansk, Serhiy Haidai, pasukan Ukraina telah didorong kembali ke pinggiran kota.

Haidai mengatakan pasukan khusus Ukraina telah mundur setelah Rusia mulai meratakan daerah itu dengan penembakan dan serangan udara.

“(Pasukan) kami sekarang hanya mengendalikan pinggiran kota,” tuturnya.

“Tapi pertempuran masih berlangsung, (pasukan) kami membela Severodonetsk. Tak mungkin untuk mengatakan bahwa Rusia sepenuhnya mengendalikan kota,” ujarnya.

Baca Juga: Mengerikan, Sekutu Vladimir Putin Ini Berikrar Lenyapkan Barat dari Muka Bumi

Haidai mengungkapkan saat ini sekitar 15.000 warga sipil masih bertahan di Severodonetsk dan kota Lysychansk.

Namun, Rusia mengungkapkan bahwa Ukraina telah mengalami kekurangan dari sumber daya manusia, senjata dan peralatan militer di Donbas.

Fokus penyerangan Rusia berubah ke Ukraina timur pada akhir Maret, setelah pasukan mereka ditarik mundur dari Kiev, akhir Maret.

Sebagian besar Donbas telah diduduki oleh pemberontak yang didukung Rusia pada 2014 dan 2015.



Sumber : BBC


BERITA LAINNYA



Close Ads x