Kompas TV internasional kompas dunia

Kazakhstan Gelar Referendum Konstitusi, Cabut Gelar Istimewa Presiden Pertama

Kompas.tv - 5 Juni 2022, 15:41 WIB
kazakhstan-gelar-referendum-konstitusi-cabut-gelar-istimewa-presiden-pertama
Ilustrasi. Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev. Tokayev turut menyumbang suara dalam referendum konstitusi Kazakhstan pada Minggu (5/6/2022). (Sumber: Straits Times)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Fadhilah

NURSULTAN, KOMPAS.TV - Kazakhstan dilaporkan menggelar referendum konstitusi pada Minggu (5/6/2022). Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev turut menyumbang suara dalam referendum ini.

Sebagaimana diwartakan TASS, Tokayev memilih di tempat pemungutan suara nomor 59 di Nursultan. 

Amandemen konstitusi ini dilakukan setelah kerusuhan berdarah yang melanda kota-kota Kazakhstan pada Januari lalu.

Demonstrasi menentang kenaikan harga bahan bakar yang awalnya berlangsung damai berubah menjadi kerusuhan yang menewaskan setidaknya 230 orang.

Akibat kerusuhan ini, pemerintahan Tokayev sampai meminta bantuan pasukan penjaga perdamaian dari Organisasi Traktat Keamanan Kolektif (CSTO) yang dipimpin Rusia.

Kerusuhan tersebut memicu gerakan politik untuk pembaruan Kazakhstan.

Baca Juga: Presiden Kazakhstan Tolak Penyelidikan Internasional Terkait Krisis Berdarah di Negaranya

Pemerintahan Tokayev memimpin perubahan yang hendak meninggalkan kekuasaan nyaris absolut presiden dan peran khusus presiden pertama Kazakhstan, Nursultan Nazarbayev.

Menurut laporan NDTV, Tokayev menyebut referendum ini akan mencabut tatanan “super-presidensial” dan memberi kekuatan lebih kepada parlemen.

Selain itu, dalam amandemen konstitusi, Pengadilan Konstitusi dibuat kembali, bidang hak asasi manusia diperkuat, penghapusan hukuman mati, serta pencabutan gelar khusus “Elbasy” alias Pemimpin Negara yang selama ini diemban Nursultan Nazarbayev.

Nazarbayev sendiri selama ini dianggap punya pengaruh kuat atas pemerintahan Tokayev hingga kerusuhan pada Januari.

Sebagai buntut kerusuhan, Tokayev mendepaknya dari dua posisi penting, yakni pos ketua dewan keamanan Kazakhstan dan ketua Nur Otan, partai berkuasa di negara itu.

Baca Juga: Tokoh Oposisi Kazakhstan Sebut Demonstrasi Ricuh Didalangi Sekutu Mantan Presiden, Tujuannya Kudeta

 



Sumber : Kompas TV/TASS


BERITA LAINNYA



Close Ads x