Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Pejabat Rusia Murka, Media Barat Ingin Kedaulatan Negaranya Dibatalkan

Kompas.tv - 3 Juni 2022, 11:50 WIB
pejabat-rusia-murka-media-barat-ingin-kedaulatan-negaranya-dibatalkan
Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Nikolay Patrushev mengamuk pada media Barat, Kamis (2/6/2022). (Sumber: TASS)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Desy Afrianti

MOSKOW, KOMPAS.TV - Pejabat Rusia mengungkapkan kemarahannya terhadap kampanye yang dilakukan media Barat agar kedaulatan Rusia dibatalkan.

Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Nikolay Patrushev, Kamis (2/6/2022), juga mengungkapkan media Barat berusaha mendiskreditkan negara, sejarah dan tradisi Rusia.

Selain itu ia juga menegaskan mereka berusaha mempermalukan rakyat Rusia.

Baca Juga: Zelensky Ungkap Pasukan Ukraina Raih Sejumlah Kesuksesan di Severodonetsk, Tapi Enggan Jemawa

“Salah satu tugas terpenting adalah menyusun langkah-langkah yang bertujuan melindungi keamanan nasional di bidang media,” ujar Patrushev dilansir dari TASS.

“Hal itu termasuk dalam kondisi, ketika negara-negara Barat secara kolektif membuka kampanye media yang sinis untuk mendiskreditkan negara kami, sejarahnya, tradisinya, serta menyuarakan seruan langsung untuk penghapusan kedaulatan negara (Rusia), dan penghinaan terhadap rakyat Rusia,” ujarnya.

Institut Studi Sosial Rusia (RISS) dan Asosiasi Pemantau Publik Independen (PM) pada 27 Mei, menyelenggarakan Forum Pakar Seluruh Rusia di Moskow.

Para ahli yang hadir di forum tersebut menyimpulkan bahwa negara-negara Barat dan Ukraina telah mempersiapkan diri untuk secara menyeluruh perang media melawan Rusia.

Namun mereka beranggapan media Barat saat ini mengalami kekalahan, karena masyarakat Rusia ternyata kebal terhadap apa yang mereka sebut sebagai arus kebohongan yang telah dilancarkan.

Baca Juga: Sanksi ke Rusia Diperluas, AS Targetkan Kapal Pesiar Mewah Milik Putin

Rusia mendapat serangan dari Barat lewat sanksi dan pemberitaan setelah melakukan invasi ke Ukraina, sejak 24 Februari.

Presiden Rusia, Vladimir Putin mengungkapkan mereka melakukan serangan ke Ukraina, setelah mendapat permintaan dari pemimpin Republik Donbas.

Putin sendiri sebelum penyerangan mengakui Donetsk dan Luhans, yang secara wilayah berada di Ukraina, sebagai negara merdeka.



Sumber : TASS


BERITA LAINNYA



Close Ads x