Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Intelijen AS Klaim Putin Berencana Perluas Perang Rusia-Ukraina hingga Moldova

Kompas.tv - 11 Mei 2022, 00:35 WIB
intelijen-as-klaim-putin-berencana-perluas-perang-rusia-ukraina-hingga-moldova
Ilustrasi. Seorang serdadu Garda Nasional Ukraina menyibak tirai rubanah di daerah Kharkiv, Ukraina, Senin (9/5/2022). Pada Selasa (10/5/2022), Direktur Intelijen Nasional AS Avril Haines menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin menghendaki target yang lebih besar dari kawasan Donbass dalam invasi ke Ukraina. (Sumber: Felipe Dana/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Edy A. Putra

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin diklaim masih menghendaki target yang lebih besar dari kawasan Donbass dalam invasi Rusia ke Ukraina. Klaim tersebut disampaikan oleh pejabat intelijen Amerika Serikat (AS) Avril Haines, Selasa (10/5/2022).

Wanita yang menjabat sebagai direktur intelijen nasional di kabinet Joe Biden itu menyebut pemfokusan kekuatan Rusia di timur Ukraina saat ini hanyalah “sementara”.

Menurut Haines, Putin siap dengan konflik berkepanjangan di Ukraina. Moskow disebut ingin memblokade Ukraina dari lautan dan menyambung wilayah pendudukan hingga Transnistria di Moldova.

Baca Juga: Tak Hanya Donbass, Rusia Ternyata Incar Wilayah Selatan Ukraina Menuju Transnistria di Moldova

Transnistria sendiri merupakan negara yang dideklarasikan kelompok separatis pro-Rusia pada 1990 silam. Saat ini, lebih dari 1.000 pasukan perdamaian asal Rusia berjaga di Transnistria.

“Menurut penilaian kami, Presiden Putin tengah menyiapkan konflik berkepanjangan di Ukraina, dia masih ingin mencapai tujuan melampaui Donbass,” kata Haines dalam rapat bersama Komite Angkatan Bersenjata Senat AS sebagaimana dikutip AFP via France24.

“Kami melihat indikasi bahwa militer Rusia ingin memperluas jembatan darat ke Transnistria,” lanjutnya.

Meskipun demikian, intelijen AS menilai Rusia belum punya cukup kekuatan untuk menyerbu dan menduduki timur dan selatan Ukraina sekaligus.

Meski demikian, Haines menyebut Putin berkemungkinan akan mendeklarasikan perang secara resmi dan mengumumkan mobilisasi massal di kemudian hari. 

“Tren saat ini meningkatkan kemungkinan bahwa Presiden Putin akan beralih ke cara-cara yang lebih drastis, termasuk menetapkan darurat militer, reorientasi produksi industri, atau eskalasi opsi militeristis lain untuk merengkuh sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuannya,” kata Haines.

Isu bahwa Rusia menargetkan wilayah selatan Ukraina hingga Transnistria telah berembus sejak bulan lalu.

Pada April 2022, terdapat sejumlah serangan bom di Transnistria yang diklaim Ukraina sebagai operasi bendera palsu oleh Rusia.

Baca Juga: Sekjen PBB Desak Agar Konflik Rusia dan Ukraina Tidak Meluas ke Negara Tetangga Moldova


 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x