Kompas TV nasional peristiwa

Asal Usul Mudik Menurut Pakar Sejarah Unair: Mengacu Pada Urbanisasi dan Sarana Transportasi

Kompas.tv - 1 Mei 2022, 09:56 WIB
asal-usul-mudik-menurut-pakar-sejarah-unair-mengacu-pada-urbanisasi-dan-sarana-transportasi
Para pemudik sepeda motor mengantre untuk memasuki kapal penyeberangan di Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, Jumat (29/4/2022). Pemudik sepeda motor ini sudah ramai mengisi jalanan sekitar Pelabuhan Merak sejak Jumat (29/4) dini hari. (Sumber: Kompas.tv/Ant)
Penulis : Nurul Fitriana | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV — Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (Unair) Prof. Purnawan Basundoro mengatakan, tradisi mudik berkaitan erat antara arus urbanisasi dan perbandingan sarana transportasi.

Menurutnya, mudik itu mengacu pada sejarah urbanisasi yakni perpindahan dari desa ke kota sebagaimana mulai masif dilakukan pada tahun 70-an.

Adapun 'mudik' berasal dari kata Udik dalam bahasa Betawi yang mengacu pada desa atau pulang ke desa.

Selain itu Purnawan Basundoro menyatakan, mudik mulai menjadi tren dan sangat masif dilakukan saat Jakarta menjadi pusat pembangunan.

"Saya kira mudik jadi tren dan sangat masif luar biasa itu ketika Jakarta menjadi center pembangunan, center dari aktivitas ekonomi. Di mana masyarakat dari desa banyak menetap di Jakarta. Sehingga saat tertentu mereka pulang ke kampung halaman terutama saat hari raya," kata Purnawan Basundoro dalam program dialog Sapa Indonesia Akhir Pekan Kompas TV,  Minggu (1/5/2022).

Meski begitu, Purnawan menjelaskan, sebelum itu pada awal abad ke-20 mudik sudah dilakukan di wilayah Jawa Timur.

Terlebih, lanjutnya, saat itu Kota Surabaya menjadi kota industri pertama sebelum akhirnya Batavia atau sekarang ini disebut Jakarta.

Baca Juga: Arus Mudik di Jalur Selatan Tasikmalaya Macet hingga 10 Kilometer! Polisi Terapkan “One Way”

"Banyak orang dari Madura yang kerja di Surabaya sehingga pada saat tertentu mereka juga pulang kampung," jelasnya.

Kemudian, ia menerangkan, mudik makin masif dilakukan masyarakat sekira tahun 80-an. Saat di mana angkutan transportasi mulai menghubungkan kota Jakarta dengan wilayah lain di Pulau Jawa.

Salah satunya dibuktikan dengan munculnya berbagai trayek transportasi antarkota, seperti Jakarta-Wonogiri, Jakarta-Purwokerto, Jakarta-Solo, dan lain sebagainya.

"Fasilitas transportasi yang mudah itulah yang menyebabkan arus dari desa ke Jakarta makin tinggi dibanding kota lain. Sehingga kebalikannya ketika ada momen Idullfitri mereka juga mendapat kemudahan pulang ke kampung halaman," terangnya.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x