Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Wacana Kenaikan Pertalite dan Elpiji Berpotensi Menaikkan Laju Inflasi dan Panic Buying

Kompas.tv - 7 April 2022, 17:20 WIB
wacana-kenaikan-pertalite-dan-elpiji-berpotensi-menaikkan-laju-inflasi-dan-panic-buying
Ilustrasi: Wacana pemerintah menaikkan harga Pertalite dan elpiji tiga kilogram karena kenaikan harga minyak dunia, dinilai dapat memberikan tekanan terhadap laju inflasi di dalam negeri. (Sumber: THINKSTOCKS)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV –  Wacana pemerintah menaikkan harga Pertalite dan elpiji tiga kilogram karena kenaikan harga minyak dunia, dinilai dapat memberikan tekanan terhadap laju inflasi di dalam negeri. Selain itu, kenaikan harga tersebut berpotensi menyulut kepanikan berbelanja atau panic buying.

Menurut Pengamat ekonomi dari lembaga kajian Center of Reform on Economics (Core) Yusuf Rendy Manilet, tanpa memasukkan faktor kenaikan harga Pertalite dan elpiji, tekanan inflasi sudah relatif tinggi.

Hal itu karena dipengaruhi oleh beragam hal, termasuk di dalamnya kenaikan harga energi global, kebijakan tarif PPN, harga Pertamax yang sudah naik terlebih dahulu, dan pola musiman ketika bulan Ramadhan.

"Sekarang ditambah wacana kenaikan Pertalite dan elpiji tentu tekanan terhadap inflasi di tahun ini berpeluang semakin lebih tinggi," jelasnya, Kamis (7/4/2022), seperti dikutip dari Antara.

Yusuf menuturkan, hal yang perlu diwaspadai apakah kenaikan inflasi ini masih bisa dikompensasi oleh daya beli masyarakat atau tidak. Melihat, kenaikan harga Pertalite dan elpiji pada kelas pendapatan menengah hanya akan memberikan dampak yang relatif kecil.

Baca Juga: Dampak Krisis Rusia-Ukraina Sampai ke Negeri Ginseng, Korsel Pangkas Pajak Demi Tekan Inflasi

Namun, tekanan inflasi akan terasa lebih berat untuk kelompok pendapatan menengah ke bawah. “Apalagi mereka yang belum sepenuhnya bisa pulih dari pandemi akibat misalnya belum masuk lapangan kerja utama. Padahal tengah tahun masih termasuk dalam kuartal II, di mana pertumbuhan kuartal ini bisa didorong tinggi, karena terdapat momentum Ramadan," jelasnya.

Sementara,  Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi memandang, wacana kenaikan harga Pertalite dan elpiji tiga kilogram berpotensi menyulut kepanikan berbelanja atau panic buying.

Kelangkaan Pertalite yang terjadi di sejumlah SPBU kemungkinan akibat masyarakat mengalami kepanikan berbelanja setelah mengetahui wacana kenaikan tersebut.

Untuk itu, Ia meminta supaya harga Pertalite dan elpiji tiga kilogram tidak dinaikkan dalam waktu dekat. Pemerintah perlu menunggu sampai harga minyak dunia sudah mencapai keseimbangan pasar.

"Kenaikan Pertalite dan gas melon akan menaikkan inflasi dan makin memperburuk daya beli masyarakat serta memperberat beban rakyat, terutama rakyat miskin," ujarnya.



Sumber : Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x