Kompas TV nasional berita utama

Mantan Teroris Blak-blakan Ungkap Perekrutan Anggota Jamaah Islamiyah Dilakukan Bidang Dakwah

Kompas.tv - 17 Maret 2022, 09:46 WIB
mantan-teroris-blak-blakan-ungkap-perekrutan-anggota-jamaah-islamiyah-dilakukan-bidang-dakwah
Ilustrasi teroris (Sumber: Shutterstock.com)
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Mantan narapidana kasus terorisme dan peneliti teroris Arif Budi Setyawan mengungkapkan perekrutan yang dilakukan Jamaah Islamiyah ada di bidang dakwah.

Kata dia, dalam manajemen dakwah Jamaah Islamiyah, perekrutan dilakukan kepada semua pihak dari berbagai latar belakang dengan empat golongan.

“Perekrutan mereka itu memang ada di bidang dakwah ya, di dalam manajemen dakwah JI ada 4 golongan umat Islam dalam masyarakat,” ucap Arif dalam Sapa Indonesia Pagi KOMPAS TV, Kamis (17/3/2022)

Golongan pertama kelompok Jamaah Islamiyah adalah inti, yang berarti mereka setuju dan siap berkorban dan bergabung dengan JI.

Kemudian di lapisan kedua di lingkaran pokoknya, digolongkan sebagai pendukung.

Baca Juga: Polri: Tersangka Teroris Inisial TO yang Ditangkap di Tangerang Seorang PNS

“Ini bukan anggota tetapi setuju dan siap membantu perjuangan JI,” kata Arif.

Golongan ketiga, lanjut Arif, simpatisan yang dikelompokkan menyetujui cita-cita Jamaah Islamiyah tapi tidak penuh membantu.

“Jadi membantunya incidental gitu ya,” ujarnya.

Kemudian di lingkaran terluar atau golongan keempat adalah netral, yaitu umat yang tidak mendukung tapi juga tidak memusuhi.

“Maka minimal keberadaan Anggota JI ketika ada di masyarakat dalam perilaku sehari-hari itu orang-orang itu minimalnya, orang-orang itu di sekitarnya bersikap netral tidak mendukung tapi juga tidak memusuhi,” katanya.

Golongan keempat ini, perlahan-lahan jika berlaku baik di masyarakat pada akhirnya membuka peluang orang untuk bersimpati.

Baca Juga: Polri Tangkap 15 PNS Terduga Teroris, Terbaru Kolompok JI Berinisial TO

“Ketika bersimpati diajak ikut pengajian mungkin dia levelnya naik kepada pendukung, kalau sudah pendukung menunjukkan loyalitasnya, dia bisa direkrut menjadi anggota,” ujarnya.

Oleh karena itu, Arif, meyakini penangkapan terhadap dokter, tokoh agama, hingga PNS bukan dilakukan dengan asal.

Sebab, kepolisian dalam penangkapan target terduga teroris selalu melakukan gelar perkara sebelum menangkap.

“Dari keterangan dari rekan-rekan penyidik saya dulu bahwa, sejatinya sebelum terjadinya penangkapan terhadap seorang terduga teroris itu sudah dilakukan gelar perkara,” ujarnya.

“Gelar perkara itu berarti, pasti ada bukti-bukti awal yang sudah disebutkan, sudah dipaparkan, dalam gelar perkara itu, dari gelar perkara itu diputuskan ini akan dilakukan penindakan atau di pending dulu,” katanya.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x