Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Indonesia Diminta Antisipasi Meluasnya Konflik Rusia-Ukraina, Agar Ancaman Tak ke Asia Tenggara

Kompas.tv - 27 Februari 2022, 11:37 WIB
indonesia-diminta-antisipasi-meluasnya-konflik-rusia-ukraina-agar-ancaman-tak-ke-asia-tenggara
Sebuah truk terbakar di Kiev setelah terjadinya Ibu Kota Ukraina itu sempat dikepung pasukan Rusia, Sabtu (26/2/2022). Pengamat menegaskan Indonesia harus mengantisipasi meluasnya konflik Rusia-Ukraina. (Sumber: AP Photo/Efrem Lukatsky)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah Indonesia diminta sudah menyiapkan langkah antisipasi meluasnya konflik Rusia-Ukraina.

Pengamat politik A. Khoirul Umam, Sabtu (26/2/2022), menegaskan itu perlu dilakukan agar ancaman instabilitas yang terjadi sekarang ini karena konflik tersebut tak berpindah ke Asia Tenggara.

Menurut sosok yang juga dosen Paramadina Graduate School of Diplomacy itu saat ini ada sejumlah kekuatan besar yang sedang berusaha melakukan konsolidasi kekuatan di kawasan Indo-Pasifik.

Salah satu yang terlihat jelas adalah hadirnya deklarasi pakta pertahanan Australia, Inggris dan Amerika Serikat (AUKUS), September lalu.

Baca Juga: Imbas Serangan ke Ukraina, Rusia Diblokir dari Sistem Pembayaran Internasional

Ia menegaskan sudah menjadi rahasia umum, pakta pertahanan AUKUS ini muncul untuk menandingi kekuatan China, yang kian mencengkramkan penaruh dan kekuatan ekonomi-politik, serta pertahanan di kawasan Asia Tenggara dan Pasifik.

Bukan rahasia juga, kedua kekuatan tersebut mendukung pihak yang berbeda pada konflik Rusia dan Ukraina.

“Perang Rusia dan Ukraina kali ini harus menjadi wake-up call bagi kita semua, untuk benar-benar mampu menjalankan kerja diplomasi dan komunikasi politik publik di kawasan secara optimal,” ujarnya dalam pernyataan yang diterima KOMPAS.TV, Minggu (27/2). 

“Jangan sampai Asia Tenggara, khususnya Indonesia menjadi ajang medan pertempuran dan adui pelanduk di antara dua kekuatan besar di kawasan,” tambahnya.

Menurutnya diperlukan komitmen dari semua negara di kawasan untuk menegakkan dan menghadirkan kerja-kerja diplomasi dan komunikasi politik yang jujur, transparan dan akuntabel.

Baca Juga: Kakek di Ukraina Tak Kenal Takut, Marahi dan Usir Tentara Rusia: Kalian Itu Hanya Boneka

Adapun Pertempuran Rusia dan Ukraina terjadi sejak Kamis (24/2) lalu.

Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengumumkan akan melakukan operasi militer terbatas ke Ukraina.

Meski sempat menegaskan tak akan mengincar warga sipil dan fasilitas umum, kenyataannya pasukan Rusia bahkan telah mengepung kota Kiev.

Menteri Kesehatan Ukraina mengumumkan korban tewas atas serangan Rusia telah mencapai 198 jiwa, dengan tiga di antaranya adalah anak-anak.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x